(Mencari Makna sebuah Peristiwa)
Menyaksikan tengkorak-tengkorak dan peti dalam makam Londa – Tana Toraja (Kamis, 05 Juni 2014), bulu kudukku berdiri ketakutan namun menjadi tenang ketika tanganku dipegang oleh sang guide yang membawa lampu gas atau petromax.
Tangan pembawa lampu gas itu bagaikan Roh Keperkasaan, "Semoga kami Kau kuatkan dengan memegang tangan-Mu yang senantiasa menuntun kami." Dalam dunia zaman sekarang, Pertolongan Tuhan itu diungkapkan dalam lirik sebuah lagu, "S'lalu baru dan tak pernah terlambat pertolongan-Mu, besar setia-Mu di s'panjang hidupku…" Memang setiap orang yang dalam derita dan down senantiasa membutuhkan pertolongan Tuhan.
Saya menjadi ingat akan kisah "Jejak-Jejak Kaki di Tepi Pantai" tulisan Margaret Fishback (1900 – 1985) yang sudah melegenda itu. Kisahnya demikian. Seorang lelaki tengah baya tidak memahami mengapa justru pada saat sangat membutuhkan Tuhan di tepi pantai, ia merasa ditinggalkan. Tetapi Tuhan berkata, "Anak-Ku, Aku mengasihi engkau dan tidak akan pernah meninggalkan engkau pada saat sulit dan penuh bahaya sekalipun. Ketika engkau melihat hanya ada satu pasang jejak kaki, itu adalah kakiku. Aku menggendong engkau" – When you saw only one set of footprints. It was then that I carried you.
Pertolongan Tuhan kadang terjadi secara tidak terduga. Bahkan di kala jatuh dalam kekelaman, di sana – nampaknya – Tuhan hadir. "The darkest night is just before dawn" – Malam terasa gelap justru tanda fajar hampir datang. Hal ini pula yang menjadi keyakinan John Baptist de La Salle (1651 – 1719) dalam salah satu kata-kata mutiaranya, "Throw yourself in to God's arms. He will carry you when the road is rough."
Senin, 14 Juli 2014 Markus Marlon
Website :
http://pds-artikel.blogspot.com
--
Posting oleh PDS - Alumni PIKA ke Artikel pada 7/14/2014 09:33:00 PM