Senin, 02 Oktober 2017

5 Paradigms You Didn’t Even Know You Had

sumber : http://www.proctorgallagherinstitute.com/11043/5-paradigms-you-didnt-even-know-you-had






I have a paradigm.
So do you.
To continue to grow, though, we must lead ourselves outside of our paradigms.
The following are five common, but often subtle, paradigms that affect the outcome of our lives. Take a look to see which ones might be shaping your life.
Saya punya paradigma.
Begitu juga Anda.
Untuk terus tumbuh, kita harus mengajak diri kita sendiri keluar dari paradigma kita. Berikut ini adalah lima paradigma umum, namun seringkali halus/tidak kentara, yang mempengaruhi hasil kehidupan kita. Coba lihat, paradigma mana yang bisa membentuk hidup Anda.


1. Paradigm: Everything is fine.
Life isn’t a struggle, but it’s not anything to write home about either. You’ve accepted that this is the best you’re going to get in life. Maybe because you’ve settled or you feel you don’t deserve more.
Or perhaps you just haven’t invested the time to think about what you truly want. Without a goal to pull you forward, you’ve resigned yourself to the status quo.
1. Paradigma: Semuanya baik-baik saja. Hidup bukanlah pergumulan keras, tapi juga bukan sesuatu yang mudah seperti menyeduh teh. Anda telah menerima yang terbaik dari apa pun yang akan Anda dapatkan dalam hidup. Mungkin karena Anda sudah berhenti atau Anda merasa Anda tidak pantas untuk memperoleh lebih lagi. Atau mungkin Anda belum menginvestasikan waktu untuk memikirkan apa yang sebenarnya Anda inginkan. Tanpa suatu tujuan untuk menarik diri Anda untuk maju ke depan, Anda telah memposisikan diri Anda pada status quo.


This paradigm is pervasive; however, it is subtly different for everyone. So don’t automatically push it aside if, at first blush, you don’t think it applies to you. Sit with it for a while to see if anything comes up.
Paradigma ini meresap; Namun, ini sangat halus perbedaannya untuk tiap orang. Jadi jangan secara langsung menyingkirkannya jika, pada awalnya Anda merasa malu, menurut Anda itu tidak berlaku pada Anda. Duduklah sebentar untuk melihat apakah akan muncul persamaan.


Breakthrough Perspective: I am happy, but not satisfied.
Terobosan Perspektif: Saya bahagia, tapi belum puas.



Just like a seed in the ground wants more sunlight, nutrients and water, we all have a natural desire to grow and evolve.
The law of our being is to know more, to do more and to be more. Each time we achieve something, another desire for even greater good develops naturally—if we allow it to.
As you’ll see in just a minute, adopting a new perspective is about telling your truth. In this case, it’s acknowledging that you’re actually not satisfied with “good enough.” You want an extraordinary life; you want more for yourself and the world.
Sama seperti benih di tanah menginginkan lebih banyak sinar matahari, nutrisi dan air, kita semua memiliki keinginan alami untuk tumbuh dan berkembang. Hukum keberadaan kita adalah untuk mengetahui lebih banyak, berbuat lebih banyak dan untuk menjadi pribadi yang lebih lagi. Setiap kali kita mencapai sesuatu, keinginan lain akan kebaikan yang lebih besar berkembang secara alami - jika kita mengizinkannya. Seperti yang akan Anda lihat sebentar lagi, dengan mengadopsi perspektif baru, Anda menceritakan kebenaran tentang diri Anda. Berkaitan dengan hal ini, Anda akan menemukan bahwa sebenarnya diri Anda tidak puas dengan "cukup baik." Anda menginginkan kehidupan yang luar biasa; Anda ingin lebih untuk diri  Anda sendiri dan orang lain.

2. Paradigm: I’ve reached my income limit.
You reached a particular financial position and no matter how hard you work or what you do, your income pretty much stays the same. You feel stuck and can’t figure out how to get over this financial hurdle.
2. Paradigma: Saya telah mencapai batas penghasilan saya.
Anda mencapai posisi keuangan tertentu dan tidak peduli seberapa keras Anda bekerja atau apa yang Anda lakukan, pendapatan Anda tetap sama. Anda merasa terjebak dan tidak tahu bagaimana mengatasi rintangan finansial ini.


Breakthrough Perspective: I am excited about my financial future.
Terobosan Perspektif: Saya gembira dengan masa depan keuangan saya.



You can earn more money than you’ve ever dreamed of. However, you can’t do it by talking about, thinking, or feeling there’s a ceiling on your income.
Dwelling on your stagnated income only brings more stagnation. The Universe responds to what you believe.
Increased income can come only from right and positive thinking, and well-conceived and properly executed plans.
Start by getting a sheet of paper and writing down all the negative beliefs you have about money and your ability to earn more of it. Then, let those beliefs go by shredding or burning the paper.
Re-direct your mind to develop a prosperity consciousness, and the money you desire will be yours.
Anda bisa mendapatkan lebih banyak uang dari apa yang pernah Anda impikan. Namun, Anda tidak bisa melakukannya dengan membicarakan, berpikir, atau merasa bahwa ada batas akan penghasilan Anda. Berkubang dalam keadaan penghasilan Anda yang stagnan hanya membawa lebih banyak stagnasi. Alam semesta menanggapi apa yang Anda percaya. Peningkatan pendapatan bisa datang hanya dari pemikiran yang benar dan positif, dan rencana yang dipahami dengan baik dan dilaksanakan dengan benar.
Mulailah dengan mengambil selembar kertas dan menuliskan semua keyakinan negatif yang Anda miliki tentang uang dan kemampuan Anda untuk mendapatkan lebih banyak dari saat ini. Kemudian, biarkan keyakinan lama itu pergi dengan merobek-robek atau membakar kertas tersebut.
Arahkan kembali pikiran Anda untuk mengembangkan kesadaran akan kemakmuran, dan uang yang Anda inginkan akan menjadi milik Anda.


3. Paradigm: My best days are behind me.
Many people, particularly in their 40s and beyond, feel like they’ve already accomplished what they can, and there is not enough time left for them to start a new career, relationship, improve their health, or accumulate money.
This belief system will hit home for you if, on some level, you have given up on your goals. You may have a “why bother” kind of attitude.
3. Paradigma: Hari-hari terbaik saya sudah berlalu.
Banyak orang, terutama di usia 40-an lebih, merasa sepertinya mereka telah menyelesaikan apa yang mereka bisa, dan tidak ada cukup waktu bagi mereka untuk memulai sebuah karir atau hubungan baru, meningkatkan kesehatan mereka, atau mengumpulkan uang.
Sistem kepercayaan ini akan menghantam Anda dan hidup Anda jika, pada tingkat tertentu, Anda telah menyerah dari tujuan dan cita-cita Anda. Anda mungkin memiliki jenis sikap "mengapa repot-repot".



Breakthrough Perspective: My best years are yet to come.
Terobosan Perspektif: Tahun-tahun terbaikku akan datang.



In The 100-Year Lifestyle, Dr. Eric Plasker says that your body has the hardware to live 100 years and beyond.
If you knew you’d live to 100, how would you change your life? Would you still feel you’ve already accomplished everything you can?
Our life span is increasing all the time. Expect to be prosperous, happy and healthy for 100 years and beyond. Adopting this new perspective does nothing but good for your life today and in the years to come.
I’m nearly 82 years old, and I have huge goals and more energy than many 30-year-olds. And I don’t plan to slow down anytime soon.
So if you feel like your best days are behind you, stop wasting your life and get back in the game. Get ready for your next big thing!
Dalam The 100-Year Lifestyle, Dr. Eric Plasker mengatakan bahwa tubuh Anda memiliki perangkat keras untuk hidup 100 tahun atau lebih.
Jika Anda tahu Anda akan hidup sampai usia 100, bagaimana Anda akan mengubah hidup Anda? Apakah Anda masih merasa bahwa Anda telah menyelesaikan semua yang Anda bisa?
Jangkauan hidup kita akan semakin meningkat sepanjang waktu. Berharaplah untuk menjadi sejahtera, bahagia dan sehat selama 100 tahun dan seterusnya. Dengan mengadopsi perspektif baru ini tidak ada hal lain selain menjadikan baik bagi hidup Anda hari ini dan di tahun-tahun mendatang.
Umur saya hampir 82 tahun, dan saya memiliki banyak tujuan dan energi lebih banyak daripada orang-orang yang berusia 30 tahun. Dan saya tidak berencana untuk memperlambat kehidupan saya dalam waktu dekat ini.
Jadi jika Anda merasa hari terbaik Anda berada di belakang Anda, berhentilah membuang-buang hidup Anda dan kembalilah ke dalam permainan. Bersiaplah untuk hal besar berikutnya!




4. Paradigm: I am unlovable.
You feel lonely and believe you’ll never find a loving partner. You might think that if you had someone who loved you, your life would be a lot better.
Or maybe you’re very outgoing and have a great sense of humor, but inside you’re sad and lonely because you secretly feel you’re unlovable. You might go in and out of relationships because you often settle for the first person who shows interest.
Perhaps you believe you’re unlovable because you are overweight, and the number on the scale determines your value as a human being. You might think nobody wants to be burdened with someone your size.
4. Paradigma: Saya seorang yang tidak layak dicintai.
Anda merasa kesepian dan percaya bahwa Anda tidak akan pernah menemukan pasangan yang penuh kasih. Anda mungkin berpikir bahwa jika Anda memiliki seseorang yang mencintai Anda, hidup Anda akan jauh lebih baik.
Atau mungkin Anda sangat ramah dan memiliki selera humor yang tinggi, tapi di dalam diri, Anda sedih dan kesepian karena Anda diam-diam merasa Anda tidak layak dicintai. Anda mungkin keluar-masuk dari sebuah hubungan ke hubungan yang lain karena Anda sering mengenang orang terdahulu yang menunjukkan ketertarikan.
Mungkin Anda percaya bahwa Anda tidak layak dicintai karena Anda kelebihan berat badan, dan angka pada timbangan telah menentukan nilai Anda sebagai manusia. Anda mungkin berpikir tidak ada orang yang mau dibebani seseorang dengan orang yang seukuran Anda.



Breakthrough Perspective: I love myself, and that love comes back to me multiplied.
Terobosan Perspektif: Saya mencintai diri saya, dan cinta itu kembali kepada saya berlipat ganda.

You have the freedom to feel any way you want about yourself. So why would you want to belittle yourself?
If you feel unlovable in any way, create a new image of yourself and become emotionally involved with that image by, as often as possible, thinking and FEELING what it be like to be that person.
Your subconscious mind can’t distinguish between what’s real and imaginary, so get very clear about the image you want of yourself.
As you go through your day focus only on what you want (love, happiness, health). Also, develop a new way of speaking to yourself and others. Otherwise, you will sabotage yourself with negative self-image dialogue.
Anda memiliki kebebasan untuk merasakan apa pun yang Anda inginkan tentang diri Anda. Jadi mengapa Anda ingin meremehkan diri Anda?
Jika Anda merasa tidak dicintai dengan cara apa pun, ciptakan citra diri Anda yang baru dan terlibat secara emosional dengan citra itu sesering mungkin, berpikir dan MERASA seperti apa rasanya menjadi orang seperti itu.
Pikiran bawah sadar Anda tidak dapat membedakan antara apa yang nyata dan imajiner, jadi buatlah sangat jelas tentang citra yang Anda inginkan dari diri Anda sendiri.
Saat Anda melewati hari Anda, fokus hanya pada apa yang Anda inginkan (cinta, kebahagiaan, kesehatan). Juga, kembangkan cara baru berbicara kepada diri sendiri dan orang lain. Jika tidak, Anda akan menyabotase diri Anda sendiri dengan dialog citra diri yang negatif.



5. Paradigm: I need the world’s approval.
Whenever you want to do something new, you look outside of yourself for validation.
You seek approval, appreciation, acknowledgement and guidance from your employer, co-workers, friends, clients or parents. Or you look at conditions and circumstances to prove that you’re on the right path.
This paradigm is often hard to see because most of us naturally sell our abilities short. Take an honest look at your life to see if you need outside approval before going for goals or taking on new things.
5. Paradigma: Saya butuh persetujuan dunia/orang lain.
Kapan pun Anda ingin melakukan sesuatu yang baru, Anda melihat ke luar diri untuk melakukan validasi.
Anda meminta persetujuan, penghargaan, pengakuan dan bimbingan dari atasan, rekan kerja, teman, klien atau orang tua Anda. Atau Anda melihat kondisi dan keadaan untuk memberikan bukti bahwa Anda berada di jalur yang benar.
Paradigma ini sering kali sulit dilihat karena kebanyakan dari kita secara alami menjual kemampuan kita terlalu murah/meremehkan kemampuan kita. Lihatlah jujur pada hidup Anda untuk melihat apakah Anda memerlukan persetujuan dari luar sebelum mencapai tujuan atau melakukan hal-hal baru.



Breakthrough Perspective: Spirit guides me at all times.
Terobosan Perspektif: Sang Roh membimbing saya setiap saat.



Religious texts tell us that we were created in God’s image, and we are “a little lower than the angels.”
So if you think your desires aren’t important, or you have an image in your mind of yourself as doomed to fail, that’s a false idea that you must let it go.
When you have a strong desire to do, create, or express something, that longing is divine discontent. It’s Spirit calling you. And if you answer the call, you will be guided and assured of success.
Manuskrip religius mengatakan kepada kita bahwa kita diciptakan menurut gambaran Allah, dan kita "sedikit lebih rendah dari pada malaikat."
Jadi jika menurut Anda harapan Anda tidak penting, atau Anda memiliki bayangan di pikiran Anda tentang diri Anda bahwa Anda ditakdirkan gagal, itu adalah gagasan palsu dan Anda harus melepaskannya.
Bila Anda memiliki keinginan kuat untuk melakukan, menciptakan, atau mengungkapkan sesuatu, kerinduan itu adalah sebuah ketidakpuasan ilahi. Adalah Sang Roh yang memanggil Anda. Dan jika Anda menjawab panggilan tersebut, Anda akan dipandu dan diyakinkan akan sebuah kesuksesan.


No matter how many of these paradigms you can relate to, you can shift to a new way of thinking.
Tidak peduli berapa banyak dari paradigma ini yang dapat Anda kaitkan dengan diri Anda, Anda bisa beralih ke cara berpikir baru.




What happens when you change your perspective
Apa yang terjadi saat Anda mengubah perspektif Anda




What do you see when you look at the illustration below?
Apa yang Anda lihat saat melihat ilustrasi di bawah ini?







At first, you might see a young lady. However, if you shift your perspective, you’ll see an old woman.
Whatever you perceive to be true about the illustration (i.e., it’s a young lady or an old woman) affects how you think, feel and respond to it.
That’s the power of accepting a new perspective of your paradigm.
Pada awalnya, Anda mungkin akan melihat seorang wanita muda. Namun, jika Anda mengubah perspektif Anda, Anda akan melihat seorang wanita tua.
Apa pun yang Anda anggap benar tentang ilustrasi tersebut (yaitu, wanita muda atau wanita tua) mempengaruhi bagaimana Anda berpikir, merasakan dan meresponsnya.
Itulah kekuatan untuk menerima perspektif baru tentang paradigma Anda.


Now I would love to hear from you.
What’s the biggest insight you’re taking away from this conversation?
Sekarang saya ingin mendengar dari Anda.
Apa wawasan terbesar yang dapat Anda ambil dari percakapan ini?

To your success,
Bob Proctor
Untuk kesuksesan Anda,
Bob Proctor