Senin, 11 Agustus 2014

PASIEN

(Mencari Makna sebuah Peristiwa)
 
 
          Bulan yang lalu (19 Juni  2014) di RS Panti Rapih – Yogyakarta, saya melihat ada beberapa pasien sedang menunggu giliran ketemu dokter. Dari air muka yang saya lihat, semua murung-murung namun mereka semua sabar menunggu. Kemudian saya bertanya mengapa pasien itu sabar menunggu berjam-jam di ruang tunggu. Suster itu yang namanya Sr. Paulina CB (9 September 1963 – sekarang) berkata, "Pasien khan artinya sabar. Lihat saja apa arti  be patient,  bersabarlah!"  
          Untuk beberapa saat, saya belum begitu puas dengan jawaban suster itu. Pikiran saya kemudian melayang-layang  pada peristiwa penderitaan (paskhein, bahasa Yunani yang berarti menderita) Kristus menjelang Paskah. Memang Pesta Paskah adalah peringatan bangsa Yahudi lepas dari perbudakan di Mesir (exodus).  Dan dari sana Tuhan lewat (Paskah) karena melihat pintu yang sudah menjadi tanda. Di sana tidak ada kematian.
 Tiga hari menjelang Paskah, Yesus mengalami penderitaan secara sempuna. Ia dikhianati dan ditinggalkan para murid dalam kesendirian, bahkan merasa ditinggalkan oleh Bapa-Nya di taman Getsemani. Yesus disesah dan melakukan jalan salib,  via dolorosa dan akhirnya disalib. Gregorius Agung, penulis Regula Pastoralis memberi arti baru pada sakitnya kaum beriman berdasarkan penderitaan Kristus. Orang yang sakit dimohon untuk menjadi sabar (be patient) dengan memandang Yesus yang telah menderita banyak.
Di sini dapat kita pahami bahwa seorang pasien yang antri – dengan sabar – atau yang sedang rawat inap adalah orang-orang yang menderita (paskhein). Untuk itu, para pasien itu memiliki keinginan untuk dikunjungi dari sana saudara atau kerabat dekat bersimpati terhadap sang pasien. Secara harfiah simpati berasal dari kata Yunani, syn yang berarti bersama dengan dan  paskhein berarti menderita. Jadi simpati memiliki makna mengalami hal-hal bersama dengan orang lain (Willian Barclay dalam bukunya yang berjudul  "Memahami Alkitab Setiap hari Injil Matius"  hlm. 171).
 Mereka yang sakit (paskhein, pasien) itu belum tentu sabar (be patient). Mereka ingin segera cepat-cepat sembuh, bahkan mungkin sudah bosan dengan penyakitnya (tidak sabar). Namun karena diri mereka sakit (paskhein), mau tidak mau harus sabar (be patient)  antri dipanggil untuk diperiksa oleh dokter. Semoga dengan menjadi pasien yang sabar itu, ia lekas sembuh!
 
Jumat, 25 Juli 2014   Markus Marlon

Website : 
http://pds-artikel.blogspot.com 

--
Posting oleh PDS - Alumni PIKA ke Artikel pada 7/25/2014 04:12:00 AM