Senin, 24 Juli 2017

103. INTAN

The Song of The Bird 103.

Seorang sannyasi sampai ke perbatasan desa, lalu duduk di bawah sebatang pohon untuk tidur di sana semalaman. Tiba-tiba seorang penduduk desa datang berlari-lari kepadanya dan berseru: 'Batu itu! Batu itu! Berikan padaku batu permata itu!'

'Batu permata apa?' tanya sannyasi.

'Tadi malam Dewa Shiva menampakkan diri dalam mimpiku,' kata penduduk desa itu. 'Ia berkata kepadaku, jika aku pergi ke perbatasan desa di waktu senja, aku akan bertemu dengan seorang sannyasi. Ia akan memberiku sebuah batu permata. Lalu aku akan menjadi kaya-raya selama-lamanya.'
Sannyasi itu merogoh kantongnya dan mengeluarkan sebuah batu. 'Barangkali inilah yang dimaksudkannya,' katanya sambil menyerahkan batu itu kepada penduduk desa. 'Batu itu kutemukan di jalan kecil di hutan beberapa hari yang lalu. Tentu saja Anda boleh memilikinya.'

Orang desa memandang batu itu penuh rasa kagum. Batu itu adalah intan. Barangkali intan terbesar di dunia, sebesar kepala manusia.

Ia menerima intan itu lalu pergi. Semalaman ia gelisah, tidak dapat tidur. Pagi harinya, waktu fajar menyingsing, ia membangunkan sannyasi itu.

Katanya kepadanya:
'Berilah aku kekayaan, yang membuat Anda rela menghadiahkan intan itu dengan begitu mudah.'