Selasa, 12 Agustus 2014

MEMAHAMI


( M   o    t   i    v    a    s    i )
 
          Suatu kali saya pernah menyaksikan kecelakaan kecil dalam perjalanan. Ibu muda itu menangis tersedu-sedu karena sedan merah yang dikendarai itu mengalami lecet-lecet di bagian pintu – padahal mobil ini hadiah ulang tahunnya.
          Sang suami datang dan membuka  dashboard   berisi STNK dan sepotong surat kecil yang bertuliskan, "Istriku, mobil ini sebagai hadiah pada hari  special-mu. Namun mobil ini tidak ada harganya sama sekali dibandingkan dengan dirimu."  Setelah membaca  memo  itu, sang istri merasa gembira dan lepas sudah kesedihannya. Ia merasa dipahami oleh suaminya.
          Merasa dimengerti dan dipahami adalah pengalaman yang sungguh sangat indah.  Buku yang berjudul  "Burung Berkicau"   tulisan Antony de Melo (1931 – 1987) mengajak kita untuk bermenung setelah membaca tulisan yang berjudul, "Jangan Berubah."   Dalam kisah tersebut, ada seseorang yang kelakuannya  kalabur.  Orang ini selalu diingatkan oleh banyak orang supaya berubah. Semakin ditegur supaya berubah, maka dirinya semakin frustasi. 
          Pada suatu hari, datanglah teman dekatnya yang berkata, "Jangan berubah, tetaplah seperti ini saja! Berubah atau tidak berubah, engkau tetap sahabatku." Kata-kata itu berbunyi merdu di telinganya dan secara berangsur-angsur, ia malah bisa berubah. Orang menjadi baik dan berubah karena dipahami. Karena ada orang yang mau mengerti dan memahami dengan tulus.
          Untuk memahami seseorang diperlukan kesabaran dalam mendengarkan orang lain. Setelah orang yang kita dampingi itu  "percaya sepenuhnya" kita menjadi lebih kenal secara mendalam.  Dari apa yang kita rasakan dan alami, pada akhirnya kita bisa membuat diagnosis yang benar. Kalau kita mengambil kata diagnosis dalam arti harfiah, kata ini memiliki arti  "mengenal semakin mendalam," (gnosis  =  pengetahuan dan  dia  = lewat, masuk).  Seseorang yang memahami secara mendalam, tentunya akan lebih paham mengapa orang lain  berbuat ini dan itu.  Ia tidak akan mencela, menuduh dan menghakimi secara gegabah.
          Untuk itu, marilah kita berdoa bersama  St. Fransiskus Asisi (1181/1182 – 1226) yang berkata, "Ya Tuhan, semoga aku lebih ingin memahami daripada dipahami." 
Minggu, 09 Februari 2014     Markus Marlon

Sent by PDS 
http://pds-artikel.blogspot.com 

--
Posting oleh PDS - Alumni PIKA ke Artikel pada 2/16/2014 04:21:00 PM