Jumat, 01 September 2017

Karena Begitu Besar Kasih Allah


Dalam film ‘Most’ berikut, yang kemudian dikenal dengan ‘The Bridge’, yang adalah film dari Republik Ceko di tahun 2003, bercerita tentang seorang ayah yang dipaksa untuk memilih antara tugas dan cinta. Disutradarai oleh Bobby Garabedian yang penulisan dan produksinya dilakukan oleh seorang aktor Amerika, William Zabka. Ilustrasi musik diciptakan oleh John Debney (yang juga membuat ilustrasi musik pada film The Passion of the Christ). Film ini mendapatkan penghargaan 2003 Sundance Film Festival: Official Selection, Palm Springs International 2003: Winner  ~ Best of Festival, Maui Film Festival 2003: Winner – Best Short Film; Audience Award – Best  Newcomers, Heartland Film Festival 2003: Winner  ~ Crystal Heart Award, Nominasi di Academy Award untuk Best Short Film.

Reggie Dabbs adalah seorang motivator dan penulis, yang kemudian memberikan narasi kepada film pendek ‘Most’ ini dengan kutipan ‘John 3:16 – The Story of Love’. Yohanes 3:16 – Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Berikut kutipannya oleh Reggie Dabbs pada film pendek yang diberi judul ‘John 3:16 – The Story of Love’ yang dapat kita temukan di YouTube: (HURUF KAPITAL-NASKAH BAHASA INGGRIS:Huruf Kecil-Terjemahan)

I’M HERE TONIGHT TO TELL YOU ABOUT A FATHER WHO LOVED HIS SON, AND A SON WHO LOVED HIS DAD. THE WAY THIS STORY IS TO UNFOLD FOR YOU IS A LITTLE BIT DIFFERENT. ‘COS I WANT TO BRING IT TO NOW. YOU SEE A DAD WOULD GO HOME AND HE WILL GO BY THE SCHOOL. AND EVERY NOW AND THEN HE WILL PICK UP HIS SON AND SAY, “SON WHY DON’T YOU GO TO WORK WITH ME?” THE BOY LOVED DAD, AND WHEN HIS DAD WOULD JUST COME AND PICK HIM UP, HE WAS THE HAPPIEST BOY EVER. HE KNEW THAT HE WOULD GET TO SPEND THE AFTERNOON WITH HIS FATHER AT WORK AND HE WOULD GET HIS COAT AND THEY WOULD WALK AND HE WOULD BRING HOT CHOCOLATE FOR HIS SON FOR IT’S REALLY COLD AND THEY WOULD GO THROUGH. BUT THIS BOY WAS DIFFERENT, THIS BOY WOULD SEE THINGS. THIS BOY WASN’T NORMAL AND WHEN THEY WERE WALKING ONE AFTERNOON GOING TO WHERE DAD WORKED THIS BOY WOULD NOTICE THINGS THAT OTHER PEOPLE  WOULDN’T NOTICE. HE SEE THINGS OTHER PEOPLE WOULDN’T SEE.

‘Malam ini saya ingin bercerita kepada Anda, cerita tentang cinta seorang ayah pada anak laki-lakinya, dan seorang anak laki-laki yang mencintai ayahnya. Jalan cerita yang disampaikan kepada Anda akan sedikit berbeda. Karenanya, berikut cerita yang dapat Anda saksikan. Anda lihat, seorang ayah yang pulang pergi, ke rumah dan mengantar sekolah. Sesekali, ia menjemput anaknya dan berkata, ‘Nak, ayo ikut ayah bekerja.’ Anak laki-laki itu mencintai ayahnya, dan ketika ayahnya datang dan menjemputnya, dia merasa sangat bahagia. Dia tahu bahwa ia akan menghabiskan waktu di sore itu bersama ayahnya di tempat ayahnya bekerja, dia akan memakai mantel hangatnya, dan kemudian akan berjalan-jalan bersama, dan ayahnya akan memberi segelas coklat panas kepada anaknya, karena hari yang akan mereka lalui sangat dingin. Tapi anak ini berbeda, anak ini akan memperhatikan hal di sekelilingnya. Anak ini tidak seperti pada anak pada umumnya, dan ketika mereka berjalan sore itu ke tempat ayahnya bekerja, anak itu akan memperhatikan hal-hal yang orang lain tidak akan perhatikan. Dia melihat hal-hal yang orang lain tidak melihatnya.

HE SEES A MAN IN A BATH ROBE IN THE MIDDLE OF THE STREET WHO’S YELLING AT A 2ND STORY WINDOW. HE SEES A WOMAN WHO’S VERY ANGRY AT HIM AND DOESN’T REALLY WANT TO HEAR WHAT HE SAYS. THIS BOY AS THE REST OF THE WORLD HUSSLES BY HE SLOWS DOWN. HE SEES THEIR HURT AND THE PAIN. HE SEES THEIR ANGUISH AND THE SORROW. HE SEES THE WINDOW CLOSED AND A DESPERATE MAN TRYING TO GET AGAIN WITH HER – WHAT HE DID DOESN’T MATTER. THAT HE HURTING IS ALL THAT MATTER. AND THIS BOY WOULD SEE THESE THINGS. HIS FATHER RUSHES..

Anak laki-laki itu melihat seorang pria mengenakan mantel untuk mandi di tengah jalan, yang berteriak ke atas, ke arah jendela di lantai yang kedua. Anak itu juga melihat, seorang perempuan yang sangat marah kepada pria itu dan tidak perduli dengan apapun yang dikatakan pria itu. Kemudian, di tengah hiruk pikuk dunia di sekitarnya, anak itu berjalan melambat. Dia melihat sakit hati dan derita dari kedua orang itu, kesedihan dan duka. Dia melihat kemudian jendela yang ditutup dan pria yang putus asa yang mencoba kembali ke perempuan itu – tentang apa yang dilakukan pria itu tidaklah jadi masalah, tapi pria itu sekarang menderita itu yang dia perhatikan, dan anak laki-laki ini selalu melihat hal-hal yang demikian. Kemudian ayahnya bersegera..

AND GETS HIM BY THE HAND AND SAYS, “LET’S GO, WE’LL BE LATE.” HE WOULD STOP AND LOOK ONE MORE TIME. CAN I STOP HIS PAIN? CAN I STOP HER HURT? BUT THE BOY LOVED HIS FATHER. THEY WOULD GO AND THEY WOULD CATCH THE TROLLEY I THINK THAT’S WHAT YOU CALL IT HERE. WE CALL IT A TRAM. I DON’T KNOW THE WORDS, BUT HE WOULD GET ON THERE WITH HIS DAD AND THE BOY WOULD JUST NOTICE PEOPLE HE WOULD LOOK. AND THAT DAY ONE PARTICULAR, HE NOTICED SOMETHING AS HE GOT ON THE TRAIN. LET ME EXPLAIN SOMETHING, AS YOU CAN HEAR, THERE’S A TRAIN’S COMING AND I GOT THROUGH THIS BEFORE THE TRAIN GETS HERE. HE SAW A MAN, HE SAW A WOMAN. HE SAW THE MAN SEEMED VERY HAPPY AND THE WOMAN SEEMED VERY SAD. AND HE COULDN’T UNDERSTAND WHY THEY COULD BE TOGETHER: AND ONE BE HAPPY, THE OTHER BE SAD. HE COULDN’T UNDERSTAND THAT. BUT THE LITTLE BOY KNEW THAT THERE WAS SOMETHING WRONG, HE HAD THIS FEELING, THIS INSTINCT THAT WAS AMAZING. HOW HE CARED FOR PEOPLE BUT HE LOVED NONE OTHER THAN HIS FATHER. HE KNEW HIS DADDY LOVED HIM. AND AS HE WATCHED THE WORLD IN THEIR HURT AND THEIR PAIN HE KNEW THAT HE WOULD ALWAYS HAVE A FATHER. BUT EVEN NOTICE THIS, I NEED YOU TO UNDERSTAND AS YOU HEAR THIS STORY AND GET INVOLVED IN THE LIFE OF THIS MAN& HIS SON, I NEED YOU TO NOTICE THAT THERE’S IS NO MUM!
dan meraih tangan anak laki-lakinya itu, dan berkata, ‘Ayo, kita nanti terlambat.’ Anak itu berheti sejenak dan melihat satu kali lagi, dapatkah aku menghentikan derita pria itu? Dapatkah aku menghentikan sakit hati perempuan itu? Tapi anak laki-laki yang mencintai ayahnya, mereka harus segera pergi dan mengejar ‘troli’, sepertinya, itu sebutannya di sini. Kita menyebutnya ‘trem’. Saya tidak tahu istilahnya, tapi anak itu akan naik bersama ayahnya dan lagi, anak itu akan memperhatikan orang-orang yang dia lihat. Dan pada hari itu, pada saat dia masuk ke dalam kereta, dia memperhatikan sesuatu. Sebentar, biar saya jelaskan, seperti yang kita dengar ada suara kereta yang datang, dan aku harus menyelesaikannya sebelum kereta itu datang. Anak laki-laki itu melihat pria, dan dia juga melihat seorang perempuan bersamanya. Pria itu tampaknya sangat bergembira dan si perempuan tampak sangat sedih. Anak itu tidak dapat memahaminya, bagimana mereka bisa bersama. Yang satu bergembira sedang yang lainnya sedih. Anak itu tidak dapat memahaminya, tetapi dia tahu bahwa pasti ada yang salah dengan hal ini. Anak laki-laki itu dapat merasakan, instingnya sangat luar biasa, bagaimana dia, kepeduliannya pada orang lain, tetapi anak itu tida mencintai orang lain selain ayahnya. Dia tahu bahwa ayahnya mencintai dia. Dan saat anak itu melihat dunia dalam penderitaan dan kesakitan, dia tahu bahwa dia akan selalu bersama ayahnya. Tapi perhatikanlah, kita perlu memahami saat Anda memperhatikan cerita ini dan terlibat dalam hidup anak laki-laki dan ayahnya, perhatikanlah bahwa tidak ada ibu dalam hidupnya!

AS THEY WALK THROUGH THE WOODS THE BOY WOULD SAY TO HIS FATHER,”DAD WHAT WOULD I DO WHEN I GROW UP? WHAT WILL I GET TO DO? WOULD I GET A COOL JOB LIKE YOURS? HOW WILL I WORK?” HE SAYS, “I DON’T KNOW BUT, I WANT TO CHANGE THE WORLD! I WANT TO DO SOMETHING GREAT, I WANT TO DO SOMETHING WONDERFUL! I WANT TO HELP PEOPLE! I WANT TO DO SOMETHING THAT COULD CHANGE THE LIVES OF ANYONE! JUST WANT TO BE GREAT, I JUST WANT TO DO SOMETHING GOOD!” AND AS HE WALKED WITH HIS DAD, HIS DAD WOULD SAY, “SON, YOU WILL BE GREAT, YOU WILL BE AWESOME! YOU WILL CHANGE THE WORLD! YOUR LIFE IS GOING TO BE INCREDIBLE!” BUT THERE WAS A TRAIN COMING. THERE’S ALWAYS A TRAIN COMING. THE TRAIN’S GOT LIFE – WE’RE ALL ON THE TRAIN OF LIFE. JUST RIDING. WHETHER WE REALIZE THE TRUTH OR NOT, WHETHER WE REALIZE WHAT’S HAPPENING OR NOT WE’RE ON THAT SAME TRAIN TONIGHT. ONLY GOD HAD SAW IT FIT FOR US TO BE IN THE SAME ROOM, IN THE SAME  CAR, FOR SUCH A TIME AS THIS. WHEN THEY GET TO THE EDGE OF THE TRAIN TRACK HE COULD SEE WHERE HIS FATHER WORK. YOU SEE THE BRIDGE? THAT’S WHAT HIS DAD DID. YOU SEE THE BRIDGE WAS VERY IMPORTANT – BOATS NEEDED TO COME TO THE HARBOUR TO GET OFF THEIR GOODS SO THEY CAN MAKE MONEY. BUT TRAINS WERE COMING WHERE PEOPLE GOING FROM ONE TOWN TO THE NEXT. NOT MANY CARS IN EUROPE, SO THEY COULDN’T USE ALOT OF THAT – TOO MANY PEOPLE, NOT ENOUGH ROADS. SO EVERYBODY USED THE TRAIN TO GET FROM TOWN TO TOWN TO GET TO WORK AND TO GET HOME AND ONE DAY THE TRAIN WAS COMING BY.

Ketika mereka berjalan melintasi hutan, anak laki-laki itu bertanya pada ayahnya,”Ayah, apa yang akan aku lakukan nanti setelah aku dewasa? Apa yang akan menjadi tugasku? Akankah aku bisa dapat pekerjaan se-‘keren’ pekerjaan Ayah? Bagaimana nanti aku akan bekerja?” Anak itu melanjutkan,” Aku tidak tahu, tapi aku ingin merubah dunia! Aku ingin melakukan sesuatu yang hebat, aku ingin melakukan sesuatu yang luar biasa! Aku ingin membantu orang-orang! Aku ingin melakukan sesuatu yang dapat merubah hidup orang lain! Hanya ingin jadi hebat dan baik!” Dan selang beberapa saat setelah anak itu berjalan bersama ayahnya, kemudian ayahnya menjawab,”Anakku, engkau akan menjadi hebat dan mengagumkan! Kau akan merubah dunia! Hidupmu akan menjadi luar biasa!” Tapi akan ada kereta datang. Selalu ada kereta yang datang. Ada kehidupan dalam kereta – kita semua di dalam kereta ‘kehidupan’. Numpang lewat. Apakah kita menyadari kebenarannya atau tidak, apakah kita menyadari apa yang terjadi atau tidak, kita dalam satu gerbong kereta yang sama malam ini. Hanya Tuhan yang telah melihat bahwa hal ini cocok buat kita berada dalam satu ruangan, satu mobil, pada suatu saat sama pada saat seperti ini. Ketika mereka sampai ujung dari rel kereta, anak itu dapat melihat di mana tempat ayahnya bekerja. Anda melihat jembatan? Itulah yang ayah anak itu lakukan. Anda akan melihat bahwa jembatan itu sangat penting – kapal-kapal akan melintas menuju pelabuhan untuk membongkar muatannya sehingga mereka bisa mendapatkan penghasilan. Tapi kereta api-kereta api juga melintas di mana banyak orang berpergian dari kota satu ke kota yang lain. Tidak banyak mobil di Eropa, jadi mereka tidak bisa memakainya – terlalu banyak orang, tidak cukup jalan. Jadi setiap orang akan menggunakan kereta api untuk membawanya dari kota satu ke kota yang lain, untuk bekerja, untuk pulang, dan suatu hari ada kereta yang lewat.

WHAT YOU HAVE TO UNDERSTAND IS THAT BOY LOVED GOING TO WORK WITH HIS DAD. HE WOULD STAY RIGHT BY THE RIVER’S EDGE. AND HE WOULD DO WHAT HE LOVED TO DO THE MOST, LET ME EXPLAIN THAT, HE LOVED TO FISH. ANYBODY LIKE TO FISH HERE? THE DAD LOOKS AT HIS BOY AND SAYS, “SON, NOW REMEMBER THE RULES, YOU GOT TO STAY RIGHT HERE BECAUSE I CAN SEE YOU FROM THE WINDOW RIGHT HERE. DON’T GET OUT OF THE SIGHT OF THIS WINDOW ‘COS YOU GOT TO STAY THERE SO I KNOW YOU’RE SAFE. CATCH US SOMETHING GOOD TO EAT BUT AS YOU CAN HEAR THE TRAIN IS COMING.

Yang perlu Anda pahami adalah bahwa anak itu senang sekali pergi bersama ayahnya ke tempat ayahnya bekerja. Anak laki-laki itu akan menunggu di tepi sungai, dan melakukan hal yang paling dia sukai, biar saya perjelas, anak itu senang memancing. Adakah yang suka memancing di sini? Ayah itu memandang anaknya dan berkata,”Anakku, sekarang ingat, aturannya adalah kamu harus tinggal di sini, karena, ayah bisa melihat dari jendela tempat ayah bekerja. Jangan kemana-mana sampai ayah ngga bisa melihat dari jendela, ayah ingin memastikan kalau kamu aman, tangkap ikan untuk kita makan. Tapi, seperti yang Anda dengar, ada kereta api yang mau lewat.

THE FATHER’S JOB WAS COOL. IF I WEREN’T A PREACHER I WOULDN’T MIND DOING THAT. GET TO WORK. GET GRASE ON YOU EVEN IF YOU DIDN’T HAVE TO, YOU JUST SQUIRT IT ON YOU LIKE YOU FEEL LIKE YOU DID SOMETHING. THAT’S WHAT I WOULD DO! THERE WAS A BOAT COMING IN THE HARBOUR. TIMING IS VERY ESSENTIAL. I’LL GO AHEAD AND GIVE YOU THE KEY; THE KEY IS THIS: THERE’S ALWAYS A LIGHT. THERE’S A LIGHT THAT THE TRAIN CONDUCTOR NEEDS TO SEE, IF THE LIGHT IS GREEN HE CAN GO, IF IT’S RED HE MUST STOP. YOU SEE GOD HAS GIVEN US ROAD SIGNS IN OUR LIFE THAT WE MUST READ. LINES THAT TELL US TO GO AND LINES THAT TELL US TO STOP. WHETHER WE READ THOSE AND BELIEVE THEM OR NOT IS UP TO US. THAT’S WHY SOME OF YOU HAVE FALLEN AND YOU CAN NOT GET UP. THE BOAT NEEDED TO COME THROUGH SO HE CALLED AND THE MAN SAID, “OK, I’VE GOT TIME, IT’S A LONG TIME BEFORE THE TRAIN SHOULD COME.” SO HE PULLS THE LEVER AS YOU JUST SAW, AND THE BIG, BIG HUGE STONE – STEEL BRIDGE. THE GEARS STARTED TURNING; THEY STARTED CRANKING THE STEAM. ALL OF SUDEN GEARS ARE MOVING. AND THAT BIG HUGE BRIDGE IS JUST STARTING TO GO UP. AS IT RISES HIGHER AND HIGHER, HE HAS TO WATCH AND MAKE SURE EVERYTHINGS SET, EVERYTHINGS GOOD, EVERYTHINGS FINE. AS HE LOOKS OUT THE WINDOW HE COULD SEE EVERYTHING.
Tugas ayah anak itu ‘keren’. Kalau saya bukan seorang penulis, saya akan suka sekali melakukannya. Melakukan tugas dengan tangannya, kena pelumas, walau pun tidak harus, hanya perlu kena cipratan sedikit, biar kelihatan kalau kita melakukan pekerjaan kita. Itu yang akan aku lakukan! Ada kapal yang lewat menuju pelabuhan. Pengaturan waktu sangatlah penting. Saya akan langsung memberikan kuncinya pada Anda; kuncinya adalah ini: Akan ada sinar lampu. Sinar lampu yang perlu dilihat oleh kondektur kereta api, kalau lampu hijau dia dapat berjalan terus, dan kalau merah dia harus berhenti. Lihatlah, Tuhan telah memberikan rambu-rambu yang harus kita perhatikan dalam hidup kita. Rambu-rambu yang membolehkan kita terus atau rambu-rambu yang mengharuskan kita berhenti. Apakah kita memperhatikan dan mempercayainya atau tidak itu terserah kita. Itulah sebabnya beberapa dari Anda telah jatuh dan Anda tidak dapat bangkit. Kapal itu akan lewat, jadi mereka menelpon, dan ayah anak itu berkata,”Ok, saya masih punya waktu, masih lama sebelum kereta api akan lewat.” Maka ia menarik tuas seperti yang Anda telah saksikan, dan bongkahan besar, dan besar – jembatan besi. Roda-roda gigi itu mulai berputar; mulai mengengkol. Tiba-tiba roda-roda gigi itu bergerak, dan jembatan yang tinggi besar itu mulai naik. Saat jembatan itu mulai naik dan naik, lebih tinggi, ia harus memastikan segala sesuatunya baik dan sesuai, semuanya pas. Saat ia melihat keluar jendela, ia dapat melihat semuanya. 

BUT THE DAD BEING A GOOD DAD KEEPS ONE EYE ON HIS WORK BUT THE OTHER EYE ON HIS BABY – ONE EYE ON THE WORLD BUT THE OTHER EYE ON HIS CHILDREN. YOU THINK GOD DOESN’T KNOW WHERE YOU ARE? HE KEEPS ONE EYE ON HIS WORLD AND ONE EYE ON HIS CHILD. NO MATTER WHAT YOU’VE DONE OR WHERE YOU’VE BEEN – IT’S ONE EYE ON THE WORLD BUT THE OTHER EYE’S ON YOU. HE’S WATCHED YOU AND HE’S KEPT YOU EVEN THOUGH YOUR TRAIN IS COMING DOWN THE TRACK. HE UNDERSTANDS THAT AND EVEN THOUGH SOMETIMES – OH NO I DON’T WANT TO GET AHEAD OF MYSELF. SEE THE RED LIGHT? HE DIDN’T SEE IT. SO MANY TIMES WE DON’T SEE THE RED LIGHT. SEE THIS DAY THE TRAIN WAS EARLY. THE BOY CAN HEAR AND SEE THE STEAM AND HE LOOKS AND SAYS, “DADDY THE TRAIN! DADDY! DADDY THE TRAIN’S EARLY! DADDY, YOU GOT TO ... DADDDY! HEY DADDY.

Tapi, ayah anak lai-laki itu, seorang ayah yang baik, memastikan dengan melihat pekerjaannya dan kemudian melihat juga anaknya – mata yang satu untuk memperhatikan pada dunia dan mata yang satu untuk memperhatikan anaknya. Anda kira Tuhan tidak tahu Anda berada di mana? Dia memperhatikan ciptaanNya dengan mata yang satu dan memperhatikan anakNya dengan mata yang lain. Tidak perduli apa pun yang telah Anda lakukan atau di mana Anda – mata yang satu Dia tujukan untuk dunia dan yang satu lagi kepada Anda. Tuhan memperhatikan Anda dan menjaga Anda, walaupun kereta Anda tidak pada relnya. Dia mengerti, dan walaupun kadang – Oh, tidak. Saya tidak akan mendahului hal ini. Anda lihat lampu merah? Masinis kereta tidak melihatnya. Sering kita tidak melihat lampu merah. Lihat, hari ini kereta api melintas lebih dini. Anak laki-laki itu bisa mendengar dan melihat kepulan asap dan mendongak dan berkata, “Ayah, keretanya! Ayah! Ayah! Keretanya akan lewat! Ayah, ayah harus.. Ayah! Hei, Ayah. Ayah!!

DADDY!! DADDY!! DADDY!! THE TRAIN!! DADDY THE TRAIN’S COMING!!” BUT THE DAD WAS LOOKING AT THE GEARS MAKING SURE HE HAD ENOUGH OIL, MAKING SURE THERE WAS ENOUGH STEAM TO GET THE BRIDGE BACK DOWN FOR THE TRAIN. BUT THE BOY KNEW ONE THING NOW LISTEN. THE BOY KNEW THAT HIS DAD ONE TIME SHOWED HIM WHERE THE TRIGGER WAS. IT WAS A RED LEVER. IF HE PULLS IT THE TRAIN BRIDGE WOULD COLLAPSE DOWN FAST, AND THE TRAIN WOULD BE ABLE TO COME ACROSS. ALL THE BOY KNEW WAS THERE WERE PEOPLE ON THAT TRAIN. THERE WERE PEOPLE THAT NEEDED TO BE SAVED. SOME FOLKS JUST WITH THEIR FRIENDS HAVING A GOOD TIME. LIKE EVERYTHING’S FINE. THEY DID NOT KNOW THAT THE BRIDGE WAS UP. THEY DID NOT KNOW WHAT WAS COMING. THEY’RE JUST LIVING THEIR LIVES LIKE YOU AND ME. JUST GOING DOWN THE ROAD. JUST BEING OUR OWN THING. DOING OUR OWN THING.
Ayah!! Ayah!! Keretanya!! Ayah, keretanya datang!!” Tapi ayahnya sedang melihat roda-roda gigi, dan memastikan olinya cukup, memastikan cukup uap untuk mengembalikan jembatannya untuk turun agar kereta api bisa lewat. Tapi anak laki-laki itu tahu satu hal, dengarlah. Anak itu tahu kalau dulu pernah diberitahu ayahnya di mana letak pelatuknya. Itu adalah tuas berwarna merah. Kalau dia menariknya, jembatan untuk kereta api itu akan dapat turun dengan cepat, dan kereta api itu dapat melintas. Yang anak itu bayangkan adalah karena banyaknya orang di dalam kereta api itu. Orang-orang yang perlu diselamatkan. Orang-orang yang sedang bersenang-senang  bersama teman-temannya. Sepertinya, segalanya baik-baik saja. Mereka tidak tahu kalau jembatan itu masih terangkat. Mereka tidak menyadari apa yang terjadi. Mereka hanya menjalani hidup seperti Anda dan saya. Menyusuri jalan. Menjadi diri kita sendiri. Melakukan dengan cara kita sendiri.

AND THE DAD ALL OF A SUDDEN HEARS THE TRAIN COMING, HE LOOKS AND HE’S LIKE, “OH! MY SON!” HE LOOKS OUT, AND HIS BOY IS GONE! HE’S LIKE, “OH MY GOD! WHERE’S MY SON!? WHERE’S MY SON!? HE LOOKS BACK JUST IN TIME – TO SEE HIS SON TRYING TO SAVE THE DAY. ALL HE HAD TO DO WAS PULL THAT LEVER. HE REACHES IN TO, PULL IT, AND THE BOY PULLS TO FAR AND HE FALLS IN THE HOLE! NOW, IT’S ON THE FATHER. AND GOD THE FATHER, DID YOU HEAR ME? GOD THE FATHER HAS TO MAKE A CHOICE. IT’S HIS NOW. DO I SAVE MY SON? OR DO I SAVE THE WORLD? BUT THEY DON’T EVEN KNOW! THEY DON’T EVEN KNOW! THE GREATEST DECISION OF HIS LIFE – HE COULD BLAME IT ON THEM NOT SEEING THE RED LIGHT! HE COULD BLAME – IT DOESN’T MATTER ANYMORE! PULL THE LEVER, SAVE THE WORLD! LEAVE IT UP, SAVE YOUR SON! FOR GOD SO LOVED THE WORLD, THAT HE GAVE HIS ONLY SON. WHOSOEVER BELIEVES IN HIM WOULD NOT PERISH. THREE. TWO. ONE.

Dan tiba-tiba, sang ayah mendengar kalau kereta akan lewat, dia mendongak dan mendesah,”Oh! Anakku!” Dia mencari ke luar, dan anak laki-lakinya sudah tidak ada di tempat semula! Dia mulai khawatir,”Oh, Tuhanku! Di manakah anakku!? Di mana anakku!? Dia menoleh kebelakang, tepat pada waktunya – melihat anaknya mencoba berbuat sesuatu untuk melakukan tindakan penyelamatan. Yang perlu dilakukan hanyalah menarik tuas itu. Anak itu meraihnya, menarik tuas itu, dan anak laki-laki itu menarik terlalu jauh dan jatuh ke dalam lubang! Sekarang, hal ini berada di tangan sang ayah. Dan Allah Bapa, apakah Anda mendengarkan saya? Allah Bapa harus memilih. KeputusanNya. Apakah Aku menyelamatkan AnakKu? Ataukah Aku harus menyelamatkan dunia? Tapi mereka semua bahkan tidak mengetahuinya! Mereka tidak tahu! Sebuah keputusan terbesar dalam hidup sang ayah – dia dapat menyalahkan mereka karena tidak memperhatikan lampu merah! Dia bisa menyalahkan – hal ini tidak penting lagi sekarang! Tarik tuasnya, menyelamatkan dunia! Biarkan, menyelamatkan anakmu laki-laki! Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia memberikan anakNya yang tunggal. Supaya mereka yang percaya kepadaNya tidak akan binasa. Tiga. Dua. Satu.

IT’S OVER. AND THEY DIDN’T EVEN KNOW. THEY NEVER WOULD KNOW. THEY DIDN’T EVEN KNOW THE TRAIN GOES BY. ITS’ FINE. EVERYTHING’S COOL. THE BRIDGE IS DOWN, JUST LIKE ALWAYS. IT’S ALWAYS GOING TO BE DOWN. ARE YOU HEARING ME TONIGHT? HE GAVE HIS ONLY SON. FOR GOD SO LOVED THE WORLD THAT HE GAVE! DO YOU KNOW WHAT’S AMAZING? I WONDER WHAT GOD DID RIGHT WHEN HIS SON DIED ON THAT CROSS. WHEN HE BREATHED HIS LAST BREATH. WHEN HE TOOK THAT BREATH AND HE BREATHE IT WAS OVER. HERE’S WHAT THE FATHER WOULD HAVE LOOKED LIKE:

Sudah selesai. Tapi mereka bahkan tidak tahu. Mereka tidak akan pernah tahu. Mereka bahkan tidak tahu kalau kereta api ini dapat melintas. Baik-baik saja. Semuanya beres. Jembatannya turun seperti biasanya. Jembatan itu akan selalu turun. Apakah Anda mendengarku malam ini? Dia memberikan PutraNya yang tunggal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, Ia berikan! Tahukah Anda apa yang mengagumkan? Saya bertanya-tanya, apa yang Tuhan lakukan tepat pada saat ketika PutraNya wafat di salib. Ketika Ia menghembuskan nafas terakhir. Ketika Ia menghela nafas dan menghembuskannya dan selesai. Akan tampak seperti pada adegan saat inilah Sang Bapa:

THEY DIDN’T EVEN KNOW. JUST TRYING TO THINK OF THEIR LIFE. JUST TRYING TO FIGURE OUT WHAT THEY GOING TO DO NEXT. JUST THINKING ABOUT THE PERSON THEY’RE GOING TO SEE, THE PEOPLE THEY’RE GOING TO HANG OUT WITH. JUST TRYING TO BE LOVING, CARING. DOESN’T MATTER IF YOU’RE BLIND. DOESN’T MATTER IF YOU’RE PUTTING ON A LITTLE MORE MAKE UP TRYING TO LOOK PRETTY FOR SOMEBODY OR JUST WEARING ANOTHER MASK. IT DOESN’T MATTER. GOD GAVE HIS SON, FOR YOU.

Mereka bahkan tidak tahu. Hanya berusaha untuk memikirkan hidup mereka. Hanya mencoba mencari tahu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Hanya memikirkan orang yang akan mereka lihat, orang yang akan mereka ajak bepergian. Hanya mencoba lebih disukai, memperhatikan. Tidak perduli kalau Anda buta. Tidak perduli kalau Anda menambah sedikit lagi ‘make up’ agar terlihat cantik untuk seseorang atau hanya mengenakan topeng yang lain lagi. Itu tidak menjadi masalah. Tuhan menyerahkan PutraNya untuk Anda.

WHAT WOULD I DO WHEN I GROW UP? WHAT WOULD I HAVE CHANGE? AND THERE WAS A GIRL IN THE BATHROOM ON THE TRAIN. LIQUIFYING HER HEROIN TO SHOOT UP ONE MORE TIME. HE DIED FOR HER. HE DIED FOR HER. BUT IN ONE MOMENT, ARE YOU LISTENING? IN ONE MOMENT, THE BIBLE SAYS, EVERYBODY GETS A CHANCE. IN ONE MOMENT TO SEE THE LOOK OF THE FATHER WHEN HE KNOWS WHAT HE, WHEN YOU REALIZE WHAT HE DID FOR YOU. WHEN YOU REALIZE THE SACRIFICE. WHEN YOU REALIZE HE LET HIS SON DIE SO THAT YOU CAN LIVE. WHEN YOU REALIZE WHAT HE DID, NO MATTER WHAT YOU’RE DOING, NO MATTER WHERE YOU’RE AT IN THIS LIFE. NO MATTER WHAT YOU’RE APART OF – YOU GOT TO STOP! YOU GOT TO STOP! EVEN IF IT’S FOR ONE SECOND AND THINK: “MY GOD, HE DID IT FOR ME! HE DID IT FOR ME.” AND I PRAY TO GOD THAT YOU DROP WHAT YOU’RE DOING. DROP WHAT YOU’RE DOING. WITH ALL THE PAIN AND THE HURT, AND THE SORROW IN THE WORLD – HE DID IT FOR YOU. THAT’S WHY YOUR SO QUIET NOW. YOU SEE THE TRAIN’S COMING. THE TRAIN’S COMING.
Apa yang akan aku lakukan kalau aku dewasa nanti? Apa yang harus aku rubah? Ada seorang perempuan di kamar mandi kereta api. Mencairkan heroinnya untuk disuntikkan sekali lagi. Anak itu mati untuk perempuan itu. Ia mati untuk perempuan itu. Tapi pada saat itu, apakah Anda mendengar? Pada suatu saat Alkitab berkata, setiap orang diberi kesempatan. Pada suatu kesempatan melihat wajah sang ayah seperti apa, ketika Anda menyadari apa yang telah dia lakukan untuk Anda. Ketikan Anda menyadari pengorbanannya. Ketika Anda menyadari bahwa dia membiarkan anaknya mati sehingga Anda dapat hidup. Ketika Anda menyadari apa yang telah dia lakukan, tidak perduli apa yang sedang Anda lakukan, tidak perduli di mana hidup Anda pada saat ini dalam kehidupan ini. Tidak perduli seberapa jauhkah jarak Anda – Anda harus berhenti! Bahkan jikalau ini hanya satu detik dan berpikir: “Tuhanku, dia melakukannya untukku! Dia melakukannya untukku!” Dan saya berdoa pada Tuhan agar Anda menghentikan apa yang sedang Anda lakukan. Hentikan yang sedang Anda lakukan. Dengan semua derita dan duka, dan kesedihan di dunia – Dia melakukannya untuk Anda. Itulah mengapa Anda semua diam saat ini. Anda lihat kereta api akan datang. Kereta datang.

EVERYBODY HAS THINGS, YOU HAVE WAYS OF..”I DON’T WANT TO DO THAT, I DON’T WANT TO... WHY DO I KEEP DOING IT.” EVEN PAUL SAID WHY DO I DO WHAT MY FLESH TELLS ME, AND I DO WHAT I KNOW IS WRONG, AND I DON’T DO WHAT I KNOW IS RIGHT. YOU GOT TO UNDERSTAND TONIGHT THE FIGHT IS ON, AND WE CAN WIN, WE’VE BECOME MORE THAN CONQUERORS THROUGH JESUS CHRIST. AND I’M NOT PREACHING JUST FOR ME, I’M PREACHING ON BEHALF OF YOU. BUT YOU GOT TO UNDERSTAND THIS: THERE HAD TO BE A MOMENT IN THOSE 3 DAYS WHEN JESUS DIED ON A FRIDAY AND ROSE AGAIN ON A SUNDAY. THERE HAD TO BE THIS MOMENT. GO AHEAD LOOK AT THE SCREEN. WHEN IT WAS JUST GOD AND HIS BABY. HIS SON. EVERY SIN THAT HAS EVER BEEN COMMITTED IN THIS AUDITORIUM IS ROLLING THROUGH YOUR MIND RIGHT NOW. I’M HERE TO TELL YOU: THAT AS THE SUN SETS IN THE AFTERNOON, THE SUN WILL RISE AGAIN. AND WHEN THE SUN RISES AGAIN, YOU CAN NOT CHANGE YOUR PAST BUT YOU CAN CHANGE YOUR FUTURE. YOU SEE IT’S ALWAYS ..

Setiap orang punya caranya, Anda punya kebiasaan..”Aku tidak mau melakukan itu, aku tidak mau... kenapa aku tetap melakukannya.” Bahkan Paulus menyebutkan bahwa mengapa ia melakukan apa yang daging katakan kepadaku, dan aku melakukan apa yang aku tahu salah, dan aku tidak melakukan apa yang aku tahu benar. Anda harus memahami malam ini bahwa pertempuran sedang terjadi dan kita dapat memenangkannya, kita telah menjadi lebih dari sang pemenang melalui Yesus Kristus. Dan saya tidak hanya mengkotbahkannya untuk diri saya sendiri, saya mengkotbahkannya untuk Anda. Tapi Anda harus memahami hal ini: Waktu itu pasti ada saatnya dalam 3 hari, pada waktu Yesus mati di hari Jumat dan bangkit kembali pada hari Minggu. Pasti ada saat seperti ini. Silahkan lihat pada layar. Hal itu terjadi  saat ketika Tuhan sendiri bersama AnakNya. PutraNya. Setiap dosa yang telah diterjadi yang sekarang berputar dikepala Anda semua di auditorium ini. Saya di sini memberitahu Anda: Pada saat matahari tenggelam nanti malam, matahari akan terbit kembali, dan ketikan matahari terbit kembali, Anda tidak dapat merubah masa lalu Anda tapi Anda dapat merubah masa depan Anda. Lihatlah..

A DIFFERENT DAY. ONE DAY SOMEONE LIVES, THE NEXT DAY THEY DIE. THE NEXT DAY YOU WAKE UP AND YOU’RE STILL LIVING. YOU’RE LIKE, “WHY AM I GOING TO LIVE? WHY’S THIS HAVE TO BE MY TURN? WHY CAN’T I .. YOU COULD JUST PREACH, I COULDN’T STOP BUT I NEED YOU TO SEE THE WHOLE PICTURE HERE. YOU SEE ‘COS WHEN GOD THE FATHER GAVE HIS ONLY SON, WHEN JESUS CHRIST BREATHE HIS LAST BREATH AND HE DIED. HE DID IT IN A WAY, THAT YOU CAN NEVER EVER SAY, “YOU DON’T KNOW ME. YOU DON’T UNDERSTAND ME. GOD DON’T UNDERSTAND MY PAIN. GOD DON’T UNDERSTAND MY SORROW.” YOU SEE THAT WAS THE VERY SAME TRAIN THAT BOY WAS ON. THAT’S THE VERY TRAIN HE WAS ON. AND AS THE DAD REMEMBERS – LOOK REAL CLOSE. YOU SEE THE PICTURES OF THE PEOPLE? BAM! THERE THEY ARE. BUT THERE’S SOMEBODY ADDED IN THE PICTURE ISN’T IT? BAM! THERE THEY ARE. DO YOU SEE WHO’S ADDED IN IT? AND EVERY FACE OF EVERY PERSON, JESUS IS IN THEIR LIFE. WHY? BECAUSE WHEN YOU’RE THE GREATEST SACRIFICE, YOU ALWAYS END UP IN EVERYONE’S LIFE NO MATTER WHERE THEY ARE, WHO THEY ARE. HE DID IT SO THAT YOU COULD SAY HE WAS THERE ALL THE TIME. WAITING PATIENTLY IN LINE. JESUS CHRIST WAS THERE ALL THE TIME. AND THE TRAIN KEEPS GOING. THE TRAIN KEEPS COMING. TRAIN KEEPS MOVING. PEOPLE KEEP LIVING AND PEOPLE KEEP DYING. AND GOD THE FATHER JUST WATCHES IT ALL. ONE EYE ON THE WORLD, THE OTHER EYE ON YOU.
selalu hari yang berbeda. Satu hari seseorang hidup, hari berikutnya mereka mati. Hari berikutnya Anda bangun dan Anda masih hidup. Anda seperti mengatakan,”Kenapa aku hidup? Kenapa ini harus menjadi giliran saya? Kenapa saya tidak bisa ... Anda dapat terus berkotbah, saya tidak dapat berhenti, tapi saya harus melihat gambar besarnya, gambar secara keseluruhannya di sini. Lihatlah, ketika Allah Bapa memberikan Putra tunggalNya, ketika Yesus menghembuskan nafasNya yang terakhir dan mati. Dia melakukannya sedemikian rupa sehingga Anda tidak akan pernah bisa berkata,”Kamu tidak tahu Aku, Kamu tidak memahami diriku. Tuhan tidak memahami penderitaanku. Tuhan tidak mengerti kesedihanku.” Lihatlah, itu adalah kereta api, persis seperti kereta api anak itu. Itu adalah kereta api di mana anak itu berada. Dan ketika ayahnya mengenang – Lihatlah lebih dekat lagi. Anda melihat gambar orang-orangnya? Bum! Di sanalah mereka. Tapi di sana ada seseorang yang ikut dalam gambar itu, iya kan? Bum! Itu dia. Apakah Anda melihat siapa yang ditambahkan dalam gambar tadi? Dan di setiap gambar wajah dari setiap orang, Yesus ada dalam hidup mereka. Kenapa? Karena ketika Anda adalah pengorbanan terbesar, Anda akan berada di setiap hidup semua orang, tidak perduli di mana mereka, siapa mereka. Dia telah melakukannya sehingga Anda dapat berkata bahwa Dia selalu ada di sana setiap saat. Bersabarlah menunggu. Yesus Kristus selalu ada di sana. Dan kereta akan tetap datang, kereta api akan tetap pergi. Kereta tetap bergerak. Orang-orang akan tetap hidup, dan orang-orang akan mati. Dan Allah Bapa melihat semuanya ini. Mata yang satu pada dunia, dan mata yang lain memperhatikan Anda.

SOME OF YOU ARE STARTING TO FIGURE IT OUT, YOU’RE LIKE, “WHAT IS HE LOOKING FOR?” JUST ONE GIRL. ‘COS THE WHOLE HORRIBLE DAY, GOD ONLY HAD HIS EYES ON ONE PERSON. IT WAS JUST A DAY ON THE STREET CORNER. WHEN HE WALKED BY, SAW A GIRL WITH A BABY. AND SHE SAW HIM. DO YOU GET IT? ALL THINGS HAS PASSED AWAY BEHOLD ALL THINGS BECOME NEW. HE DID SO THAT WE COULD LIVE. NO MATTER WHAT THE SIN, NO MATTER WHAT THE PAIN, NO MATTER WHAT THE SORROW. THE SACRIFICE WAS PERFECT. IT WAS PERFECT. AND IT WAS FOR YOU. AND GOD THE FATHER WATCHES IT ALL UNFOLD. AND ALL HE COULD SAY, IS ONE WORD. . . LOVE

Beberapa dari Anda mulai mencari tahu sendiri, Anda seperti,”Apa yang dia cari? Hanya seorang perempuan. Karena di hari yang mengerikan itu, Tuhan hanya memberikan pandanganNya pada satu orang. Ini adalah hari biasa di sudut jalan. Ketika dia berjalan, melihat perempuan menggendong bayi, dan perempuan itu melihat dia. Apakah Anda paham? Semuanya telah berlalu, lihatlah semuanya menjadi baru. Dia melakukannya sehingga kita dapat hidup. Tidak perduli seberapakah dosa, tidak perduli seberapa penderitaan, tidak perduli berapa pun kesedihan itu. Pengorbanan itu sempurna. Telah sempurna. Hal itu dilakukan untuk Anda. Dan Allah Bapa memperhatikan ini semua, dan hal yang dapat Dia katakan adalah satu kata . . . Cinta

_____




Reggie Dabbs sendiri memiliki masa lalu yang tidak mudah. Berikut penuturannya:

Saat duduk di bangku sekolah di kelas 2SD, Reggie Dabbs baru memperhatikan kalau orang tuanya lebih tua dibanding dengan orang tua teman-temannya. Ketika ia menanyakan berapa umur mereka, Reggie baru tahu bahwa ia adalah seorang anak angkat.”Hati saya hancur ketika ibu saya mengatakan kenyataan itu kepada saya,’Saya bukan ibu kandungmu.’

“Untuk seorang anak yang baru duduk di bangku kelas 2SD, apakah yang tidak lebih menghancurkan dari pada mendengar bahwa yang selama ini kamu anggap sebagai ibumu, ternyata bukanlah ibu kandungmu?” kenang Reggie. Dia hancur dan dipaksa menghadapi realita kerasnya dunia. Reggie merasa tanpa harapan dan ditolak, oleh seseorang yang seharusnya menjadi sosok yang paling mencintainya. Pada beberapa tahun berikutnya, Reggie telah mengumpulkan cerita seutuhnya. Pada saat umur 15, Vera, ibu kandung Reggie, telah ditinggalkan orang tuanya untuk mengurus tiga anak-anaknya sendiri. Dia pindah ke kandang ayam tanpa listrik dan air, bekerja di dua tempat sebagai pelayan untuk bertahan hidup. Dalam keputusasaannya Vera mencari bantuan kepada seorang teman. Reggie mengatakan.”Teman ibu saya mengatakan, kalau dia akan memberikan dua puluh dolar kepadanya untuk memberi makan anak-anaknya, asalkan ibu saya mau tidur dengan dia... saya kemudian menyadari bagaimana dunia ini akan memandang saya. Saya adalah seorang anak laki-laki dari seorang pelacur yang putus asa, yang tidur dengan seorang pria yang egois demi dua puluh dolar untuk memberi makan anak-anaknya.”

Ketika Vera berumur 18 tahun, dan mengetahui bahwa ia hamil dengan anaknya yang keempat, dia ingat akan guru bahasa Inggrisnya di SMP – Ny. Dabbs – yang menawarkan bantuan kepada siswa-siswinya jika mereka dalam kesulitan. Vera kemudian menghubungi Ny. Dabbs, yang saat itu sudah pindah ke Louisiana dan membawanya kembali ke Tennessee. Tuan dan Nyonya Dabbs, yang saat itu telah memiliki enam orang anak-anak dewasa, membawa Vera ke rumahnya dan merawatnya sampai bayi itu lahir. Mereka kemudian merawat si kecil Reggie sebagai orang tua angkat sampai akhirnya saat dia kelas 4SD, mereka secara legal mengangkat Reggie sebagai anak angkatnya, dan memberikan nama Dabbs dibelakangnya. “Saya hanya bisa membayangkan apa yang akan saya perbuat kalau tidak ada cinta dan kasih yang tanpa pamrih yang diberikan kepada saya oleh seorang guru Inggris SMP.” Kenang Reggie.




MENERIMA KENYATAAN

Walaupun hidup di lingkungan yang baik, Reggie mengalami masa-masa sulit untuk menerima kenyataan tentang masa lalunya,”Rasa malu itu masih saja meresap sampai ke tulang-tulangku.” Dia merasa dicampakkan dan tidak layak untuk dicintai. “Saya terbuang di pulau yang terpencil di mana ayah dan ibu saya sendiri tidak tertarik untuk menemukan saya. Saya tahu, bahwa ayah saya berada di luar sana. Saya telah mencarinya dengan penuh perhatian.” Ungkap Reggie.

Saat kelas 4SD, seorang pria dengan pakaian yang bagus di dekat perhentian bis tengah kota melewatinya dan berkata,”Permisi Nak.” Hati Reggie melompat,”Apakah ini ayahku?” Dengan sembunyi-sembunyi Reggie mengikutinya ke gedung yang besar dengan pintu-pintu kaca di depannya. Saat pria itu terus berjalan dan menjauh, Reggie terpuruk dalam kekecewaan. Dia sadar bahwa ia benar-benar sendirian.

Ketika Reggie berumur 12 tahun, dia mendengar seorang berbicara tentang cinta dan penerimaan,” Topik ini adalah topik di mana saya telah dengar sebelumnya dan sebenarnya juga telah saya alami melalui tindakan kasih orang tua angkat saya yang telah mengadopsi saya. Bagaimana pun, lubang besar di dalam diriku masih saja membuat diriku merasa kosong. Penolakan dan rasa malu karena siapa saya sebenarnya dan dari mana asal saya datang mencela saya. Saya tahu, orang tua angkat saya mencintai saya, tetapi cinta mereka tidak dapat mengisi kekosongan itu... tiba-tiba, pembicara itu merubah nada suaranya dan melihat langsung ke arah ku.’Kamu! Yesus mencintaimu!’  ‘Aku?”

Pengkhotbah itu mendekati Reggie dan mengatakan Yesus mencintainya. Kemudian sesuatu terjadi di dalam diri Reggie. Hal itu membekas di dalam, kekal, dan juga mengayomi sebagaimana orang tua saya sendiri. Saya telah mendengar sepanjang hidup saya bahwa Yesus mencintai saya. Tapi pada saat itu, adalah saat pertama hal itu dikatakan kepada saya lebih keras daripada yang telinga saya dapat dengar, lebih keras daripada masa lalu saya, lebih keras dari pada penderitaan saya. Saya membuat pilihan hari itu, karena Yesus telah memilih saya. Saya! ... saya menyadari kalau saya memilih untuk menerima cinta itu, saya tidak akan pernah lagi berdiri sendirian... Saya akan memiliki Bapa yang tentangNya tidak perlu lagi saya bertanya-tanya. IdentitasNya begitu jelas saat itu. Dia tidak malu memanggilku ‘Nak’. Dia tidak jauh. Dia bicara langsung di hatiku.” Reggie berjanji untuk membaktikan hidupnya untuk membantu anak yatim di dunia ini untuk menemukan cinta yang sama.