Dinyanyikan oleh B. J. Thomas
Ditulis oleh Burt Bacharach dan Hal David
Ditulis oleh Burt Bacharach dan Hal David
C
Raindrops keep falling on my head
C7 F
And just like the guy whose feet are too
Em
big for his bed
A7 Em A7
Nothing seems to fit those raindrops
Nothing seems to fit those raindrops
Dm
keep falling on my head .. they keep
falling ...
G7
C
so I just did me some talking to the sun
C7 F
And I said I didn't like the way he got
C7 F
And I said I didn't like the way he got
Em
things done
A7 Em A7
Sleeping on the job those raindrops are
Sleeping on the job those raindrops are
Dm
falling on my head ...they keep falling...
G7 C G7
but there's one thing I know
but there's one thing I know
F G7
The blues they send to meet me won't
The blues they send to meet me won't
Em
defeat me ..it won't be long..
A7 Dm F G7
till happiness steps up to greet me
till happiness steps up to greet me
C
Raindrops keep falling on my head
C7 F
But that doesn't mean my eyes will soon be
But that doesn't mean my eyes will soon be
Em A7
turning red. Crying's not for me..
Em A7
cause
I'm never gonna stop the rain by
Dm
complaining
G7 C G7 C
Because I'm free... nothings worrying me
C ... G7 ... F ... G7 ... Em ...
A7 Dm F
It won't be long till happiness steps up
It won't be long till happiness steps up
G7
to greet me
C
Raindrops keep falling on my head
C7 F
But that doesn't mean my eyes will soon be
But that doesn't mean my eyes will soon be
Em
turning red A7 Em A7
Crying's not for me cause I'm never
Crying's not for me cause I'm never
Dm
gonna stop the rain by complaining
G7 C G7 C
Because I'm free ... nothings worrying me
Because I'm free ... nothings worrying me
‘Raindrops Keep Fallin’ on My Head’ adalah
lagu tulisan Hal David dan Burt Bacharach untuk film ‘Butch Cassidy and the
Sundance Kid’ di tahun 1969 yang memenangkan Academy Award untuk kategori Best
Original Song. David dan Bacharach juga memenangkan untuk kategori Best
Original Score. Lagu ini dinyanyikan oleh B. J. Thomas yang waktu itu habis pulih
dari penyakit radang tenggorokannya, karena beberapa penyanyi seperti Ray
Stevens dan Bob Dylan menolak untuk menyanyikannya saat awal–awal lagu ini akan
dibuat. Lagu ini menduduki peringkat 1 di Amerika, Kanada, Norwegia dan
peringkat 38 di UK Single Chart. Menduduki peringkat teratas di Billboard Hot
100 selama empat minggu pada bulan Januari 1970 dan juga lagu hit Amerika
pertama pada tahun 1970–an. Pada tahun 2008, lagu ini menduduki peringkat 85
untuk Billboard’s Hot 100 All – Time Top Songs. Lagu ini banyak dinyanyikan
ulang oleh penyanyi terkenal, salah satunya adalah Barry Manilow.
Lagu ini menyampaikan hal–hal
mengenai kesusahan dan pengharapan. Menyampaikan naik – turun – naik – nya
kehidupan manusia, ‘Raindrops’ yang
menggambarkan kesusahan/penderitaan yang dialami manusia yang terus menghujani
kita [my head]. Gambaran ‘nothing seems to fit’ dari ‘just like the guy whose feet are too big
for his bed’ [mengapa ‘the guy whose feet too big’ disatukan dengan ‘too
big for his bed’, seharusnya ‘for his shoe’] mungkin yang dimaksud ‘big’, karena orangnya jangkung dan ‘bed’ – nya kurang panjang, atau mungkin
karena pertimbangan enaknya irama itu didengar ... akhiran ‘head’ di baris pertama dan akhiran ‘bed’ di baris kedua ... tetapi sebetulnya hal ini juga
menggambarkan keadaan yang sama sekali tidak nyaman. Selanjutnya, karena ‘Raindrops’ – nya keep ‘falling on my head’ maka kemudian si ‘my’ mulai komplain dan ‘talking to the sun’. Kita perlu bertanya –
tanya betapa beraninya si ’my’ mempertanyakan hal–hal yang tidak mengenakkan
yang terjadi pada dirinya kepada Tuhan, karena arti ‘sun’ atau matahari ini
ditujukan kepadaNya. Malahan kemudian si ‘my’ berkata.”I didn’t like the way he
got things done, sleeping on the job, those raindrops keep falling on my head.”
Betapa beraninya si ‘my’ komplain kepada Tuhan dan mengatakan tidak suka cara
kerjaNya [I didn’t like the way he got things done], malahan dilanjutkan dengan
mengatakan bahwa Tuhan tidak melakukan apa – apa atas semua kesusahan yang
dialami si ‘my’ [tidak kerja malah tidur/’sleeping on the job’].
Kita juga bisa belajar dari
kisah Nabi Ayyub yang bertanya kepada Tuhan. Disini kita akan melihat bahwa
seorang nabi pun mempertanyakan keputusan Tuhan dalam hidupnya, di saat
kesusahan tiba–tiba melanda, di saat hidupnya berubah menjadi penderitaan,
penuh penyakit, miskin dan kehilangan keluarganya, bahkan dituliskan, ia mengutuki
hari kelahirannya.
Tulisan Nabi Ayyub – 1750 SM, “Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan
malam yang mengatakan: Seorang anak laki–laki telah ada dalam kandungan.
Biarlah hari itu menjadi kegelapan, janganlah kiranya Allah yang di atas
menghiraukannya, dan janganlah cahaya terang menyinarinya. Biarlah kegelapan
dan kekelaman menuntut hari itu, awan–gemawan menudunginya dan gerhana matahari
kegelapan; janganlah ia bersukaria pada
hari–hari dalam setahun; janganlah ia termasuk bilangan bulan–bulan. Ya,
biarlah pada malam itu tidak ada yang melahirkan, dan tidak terdengar suara
kegirangan. Biarlah ia disumpahi oleh para pengutuk hari, oleh mereka yang
pandai membangkitkan marah Lewiatan. Biarlah bintang–bintang senja menjadi
gelap; biarlah ia menantikan terang yang tak kunjung datang, janganlah ia
melihat merekahnya fajar, karena tidak ditutupnya pintu kandungan ibuku, dan
tidak disembunyikannya kesusahan dari mataku. Mengapa aku tidak mati waktu aku
lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan? Mengapa pangkuan menerima
aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu? Jikalau tidak, aku
sekarang berbaring dan tenang; aku tertidur dan mendapat istirahat bersama–sama
raja–raja dan penasihat–penasihat di bumi, yang mendirikan kembali reruntuhan
bagi dirinya, atau bersama–sama pembesar– pembesar yang mempunyai emas, yang
memenuhi rumahnya dengan perak.
Lukisan Nabi Ayyub oleh Leon
Bonnat, pelukis Perancis.
Atau mengapa aku tidak
seperti anak gugur yang disembunyikan, seperti bayi yang tidak melihat terang?
Di sanalah orang fasik berhenti menimbulkan huru–hara, di sanalah mereka yang
kehabisan tenaga mendapat istirahat. Dan para tawanan bersama–sama menjadi tenang,
mereka tidak lagi mendengar suara pengerah. Di sana orang kecil dan orang besar
sama, dan budak bebas dari pada tuannya. Mengapa terang diberikan kepada yang
bersusah–susah, dan hidup kepada yang pedih hati; yang menantikan maut, yang
tak kunjung tiba, yang mengejarnya lebih dari pada menggali harta terpendam;
yang bersukaria dan bersorak–sorai dan senang, bila mereka menemukan kubur;
kepada orang laki–laki yang jalannya tersembunyi, yang dikepung Allah? Karena
ganti rotiku adalah keluh kesahku, dan keluhanku tercurah seperti air. Karena
yang kutakutkan itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang
mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak
mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul.”
Bait selanjutnya dari lagu Raindrops Keep Falling' on My Head
memberikan persepsi yang berbeda, dengan munculnya keyakinan bahwa hal yang
baik akan terjadi."They keep falling, but there's one thing I know, the blues they send to meet me won't defeat me, it won't be long till happiness steps up to greet me." Gambaran dari ‘the
blues’ atau perasaan sedih yang datang tidak akan mengalahkan, dan tidak
lama lagi kebahagiaan akan datang menyapa.
Sama seperti kisah Nabi
Ayyub di akhir penderitaannya, dengan mencabut perkataannya kepada Tuhan dan dengan
penyesalan diri mengatakan,"Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu,dan tidak ada rencanaMu yang gagal. FirmanMu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan tidak kuketahui. FirmanMu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku. Hanya dari kata orang saja aku mendengar Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu." Nabi Ayyub - 1750 SM.
Kemudian keadaan Nabi Ayyub
pun dipulihkan dan Tuhan memberikan kepadanya dua kali lipat dari segala
kepunyaannya dahulu. Waktu itu kekayaan diukur dengan jumlah ternak yang
dimiliki, dan dikatakan Tuhan memberkati Nabi Ayyub dalam hidupnya yang
selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas
ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu
ekor keledai betina. Ia juga mendapat tujuh orang anak laki–laki dan tiga orang
anak perempuan; dan anak perempuan yang pertama diberinya nama Yemima, yang
kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh. Diseluruh negri tidak terdapat
perempuan yang secantik anak–anak Nabi Ayyub, dan mereka diberi ayahnya milik
pusaka di tengah–tengah saudara–saudaranya laki–laki. Kemudian Nabi Ayyub masih
hidup seratus empat pulun tahun lagi; ia melihat anak–anaknya dan cucu–cucunya
sampai keturunan yang keempat.