PENGARUH PIKIRAN TERHADAP KEADAAN
Terjemahan oleh : Yungpangka Prirarso
MAN'S mind may be likened to a garden,
which may be intelligently cultivated or allowed to run wild; but whether
cultivated or neglected, it must, and will, bring forth. If no useful
seeds are put into it, then an abundance of useless weed-seeds will fall
therein, and will continue to produce their kind.
Pikiran manusia bisa diumpamakan sebuah kebun, yang bisa dibudidayakan menggunakan kecerdasan atau dibiarkan liar; tapi apakah dibudidayakan atau terbengkalai, pasti, dan akan memiliki akibat. Jika tidak ada benih yang ditanam, maka benih–benih rumput liar yang tidak berguna akan jatuh di dalamnya, dan akan terus menghasilkan jenisnya.
___
Just as a gardener cultivates his plot,
keeping it free from weeds, and growing the flowers and fruits which he
requires, so may a man tend the garden of his mind,weeding out all the wrong, useless, and
impure thoughts, and cultivating toward perfection the flowers and fruits of
right, useful, and pure thoughts.
Sama seperti tukang kebun yang mengolah tanahnya, menjaganya agar tetap bebas dari rumput liar, dan menumbuhkan bunga dan buah yang dia kehendaki, begitu jugalah manusia merawat kebun pikirannya, menyingkirkan semua pikiran yang salah, tidak berguna, dan tidak murni, dan mengolahnya menuju ke kesempurnaan mekarnya dan berbuahnya pikiran-pikiran yang benar, berguna, dan murni.
___
By pursuing this process, a man sooner
or later discovers that he is the master-gardener of his soul, the director of
his life. He also reveals, within himself, the laws of thought, and
understands, with ever-increasing accuracy, how the thought-forces and mind
elements operate in the shaping of his character, circumstances, and destiny.
Dengan menjalankan proses
ini, seseorang cepat atau lambat menemukan bahwa dia adalah tukang kebun-utama
dari jiwanya, sutradara hidupnya. Dia juga menemukan di dalam dirinya sendiri,
hukum pikiran dan pemahamannya, dengan ketepatan-yang terus meningkat,
bagaimana kekuatan-pikiran dan elemen pikiran beroperasi dalam pembentukan
karakter, keadaan, dan takdirnya.
___
Thought and character are one, and as
character can only manifest and discover itself through environment and
circumstance, the outer conditions of a person's life will always be found to
be harmoniously related to his inner state. This does not mean that a man's
circumstances at any given time are an indication of his entire character,
but that those circumstances are so intimately connected with some vital
thought-element within himself that, for the time being, they are indispensable
to his development.
Pemikiran dan karakter
adalah satu, dan seperti halnya karakter
hanya bisa mewujud dan ditemukan dirinya sendiri melalui lingkungan dan
keadaan, keadaan luar kehidupan seseorang akan selalu ditemukan secara harmonis
terkait dengan keadaan batinnya. Ini tidak berarti bahwa keadaan seseorang pada
suatu waktu tertentu merupakan indikasi dari keseluruhan karakternya, namun keadaan-keadaan itu sangat terkait
erat dengan beberapa elemen-pemikiran penting di dalam dirinya sendiri, yang
pada saat itu, kejadian–kejadian itu sangat diperlukan untuk perkembangan
karakternya.
___
Every man is where he is by the law of
his being; the thoughts which he has built into his character have brought him
there, and in the arrangement of his life there is no element of chance, but
all is the result of a law which cannot err. This is just as true of those who
feel "out of harmony" with their surroundings as of those who are
contented with them.
Setiap orang dan di mana keberadaannya adalah karena hukum keberadaannya; pikiran yang telah dia bangun ke dalam karakternya telah membawanya ke sana, dan dalam penataan hidupnya, tidak ada unsur dari kebetulan, tapi semua adalah hasil dari sebuah hukum yang tidak mungkin salah. Ini sama halnya dengan orang-orang yang merasa "tidak selaras" dengan lingkungannya, atau pun orang-orang yang merasa selaras atau puas dengan lingkungannya.
___
As a progressive and evolving being, man
is where he is that he may learn that he may grow; and as he learns the spiritual lesson
which any circumstance contains for him, it passes away and gives place to
other circumstances.
Sebagai makhluk yang terus bertumbuh dan berkembang, keberadaan manusia saat ini adalah di mana dia dapat belajar bahwa ia dapat bertumbuh; dan saat dia belajar dari pengalaman rohani yang terkandung dalam keadaan apa pun yang terjadi padanya, kemudian hal ini pun akan berlalu dan memberikan tempat bagi keadaan-keadaan lain lagi.
___
Man is buffeted by circumstances so long
as he believes himself to be the creature of outside conditions, but when he
realizes that he is a creative power, and that he may command the hidden soil
and seeds of his being out of which circumstances grow, he then becomes the
rightful master of himself.
Manusia akan diombang-ambingkan
oleh kejadian-kejadian selama dia percaya bahwa dirinya adalah makhluk keadaan
luar diri, tapi ketika dia menyadari bahwa dia adalah kekuatan kreatif, dan
bahwa dia dapat memerintahkan tanah tersembunyi dan benih dari keberadaannya di
mana asal kejadian–kejadian berkembang biak, dia, kemudian menjadi penguasa
yang sah dari dirinya sendiri.
___
That circumstances grow out of thought
every man knows who has for any length of time practised selfcontrol and
self-purification, for he will have noticed that the alteration in his
circumstances has been in exact ratio with his altered mental condition. So true
is this that when a man earnestly applies himself to remedy the defects in his
character, and makes swift and marked progress, he passes rapidly through a
succession of vicissitudes.
Kejadian atau keadaan-keadaan itu tumbuh dari pikiran yang setiap orang tahu, siapa yang dengan lama berlatih melakukan kontrol diri dan pemurnian diri, karena dia akan menyadari bahwa perubahan keadaan-keadaannya sesuai tepat dengan besaran perubahan kondisi mentalnya. Begitu benarnyalah hal ini, bahwa ketika seseorang dengan sungguh-sungguh menerapkan perbaikan dirinya untuk memperbaiki cacat di dalam karakternya, dan membuat perubahan yang cepat dan kemajuan, dia melewati pergantian dengan cepat melalui serangkaian perubahan dari kemalangannya.
___
The soul attracts that which it secretly
harbours; that which it loves, and also that which
it fears; it reaches the height of its cherished aspirations; it falls to the
level of its unchastened desires,--and circumstances are the means by which the
soul receives its own.
Sang jiwa menarik hal-hal yang secara diam-diam disimpan; apa yang dicintainya, dan apa yang dikhawatirkannya; ia menjangkau puncak ketinggian harapan yang dirindukannya; atau jatuh ke tingkat keinginannya yang tidak terkendali--dan keadaan atau kejadian-kejadian adalah sarana dimana jiwa tersebut menerimanya dari dirinya sendiri.
___
Every thought-seed sown or allowed to
fall into the mind, and to take root there, produces its own, blossoming sooner
or later into act, and bearing its own fruitage of opportunity and
circumstance. Good thoughts bear good fruit, bad thoughts bad fruit.
Setiap benih pikiran yang
ditaburkan atau yang diperbolehkan jatuh ke dalam pikiran, dan berakar di sana,
akan berbuah dengan sendirinya, berkembang cepat atau lambat dalam tindakan,
dan memberikan buah kesempatan dan keadaannya sendiri. Pikiran baik
menghasilkan buah yang baik, pikiran buruk berbuah buruk.
___
The outer world of circumstance shapes
itself to the inner world of thought, and both pleasant and unpleasant external
conditions are factors, which make for the ultimate good of the individual. As
the reaper of his own harvest, man learns both by suffering and bliss.
Keadaan dunia luar terbentuk dengan sendirinya sesuai dengan dunia pemikiran dalam batin, dan kedua kondisi eksternal yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan adalah unsur–unsur, yang terjadi demi kebaikan tertinggi dari pribadi seseorang. Sebagai penuai hasil panennya sendiri, manusia belajar, baik dari penderitaan maupun kebahagiaan.
___
Following the inmost desires,
aspirations, thoughts, by which he allows himself to be dominated, (pursuing
the will-o'-the-wisps of impure imaginings or steadfastly walking the highway
of strong and high endeavour), a man at last
arrives at their fruition and fulfilment in the outer conditions of his life.
The laws of growth and adjustment everywhere obtains.
Mengikuti hasratnya yang terdalam, aspirasi, pemikiran; yang kemudian olehnya manusia membiarkan dirinya didominasi, (mengejar letupan kehendak imajinasi yang kotor atau dengan teguh berjalan lurus dengan usaha yang kuat dan maksimal), seseorang akhirnya tiba pada hasil dan pemenuhannya melalui kondisi luar hidupnya. Hukum pertumbuhan dan penyesuaian-penyesuaiannya terdapat di mana-mana.
___
A man does not
come to the pothouse or the gaol by the tyranny of fate or circumstance, but by
the pathway of grovelling thoughts and base desires. Nor does a pure-minded man
fall suddenly into crime by stress of any mere external force; the criminal thought
had long been secretly fostered in the heart, and the hour of
opportunity revealed its gathered power. Circumstance does not make the man; it
reveals him to himself.
Seseorang tidak datang ke tempat minum-minum atau dibui karena kekuatan nasib atau karena keadaan, tapi karena melalui jalan pikiran yang hina dan keinginan dasar dirinya. Atau tidak juga orang yang berpikiran murni tiba-tiba jatuh ke dalam kejahatan karena tekanan dari kekuatan eksternal semata; pikiran kriminalnya secara diam–diam telah lama dipeliharanya di dalam hati, dan kesempatan kemudian muncul untuk mengungkapkan kekuatannya yang telah terkumpul. Bukan keadaan yang membentuk seseorang; keadaan ini mengungkapkan dirinya kepada diri orang itu sendiri.
___
No such
conditions can exist as descending into vice and its attendant sufferings apart
from vicious inclinations, or ascending into virtue and its pure happiness
without the continued cultivation of virtuous aspirations; and man, therefore,
as the lord and master of thought, is the maker of himself the shaper and author
of environment.
Tidak ada kondisi-kondisi
seperti itu dapat terjadi, seperti kejatuhannya ke dalam perbuatan jahat dan
munculnya penderitaan-penderitaan, tanpa kecenderungan jahatnya, atau naik ke
kebajikan dan kebahagiaannya yang murni tanpa terus dikembangkannya pemikiran
yang berbudi luhur; dan manusia, oleh karena itu, sebagai penguasa dan penguasa
pemikiran, adalah pembentuk dirinya sendiri, mencetak dan pencipta
lingkungannya.
___
Even at birth the soul comes to its own
and through every step of its earthly pilgrimage it attracts those combinations
of conditions which reveal itself, which are the reflections of its own purity
and, impurity, its strength and weakness. Men do not
attract that which they want, but that which they are. Their
whims, fancies, and ambitions are thwarted at every step, but their inmost
thoughts and desires are fed with their own food, be it foul or clean. The
"divinity that shapes our ends" is in ourselves; it is our very self.
Bahkan saat lahir, jiwa mendatangi
dirinya sendiri dan melalui setiap langkah ziarahnya di dunia, ia menarik
kombinasi kondisi yang mengungkapkan dirinya sendiri, yang merupakan refleksi
dari kemurnian dan ketidakmurniannya, kekuatan dan kelemahannya sendiri. Manusia tidak menarik apa
yang mereka inginkan, tapi apa adanya dia. Tingkah laku, angan-angan, dan
ambisinya menghalangi di setiap langkahnya, namun pikiran dan keinginan mereka
yang paling dalam diberi makan dengan makanan mereka sendiri, baik itu busuk
atau bersih. "Keilahian yang membentuk tujuan kita" ada pada diri
kita sendiri; itu adalah apa adanya diri kita sendiri.
___
Only himself manacles man: thought and
action are the gaolers of Fate—they imprison, being base; they are also the
angels of Freedom--they liberate, being noble. Not what he wishes and prays for
does a man get, but what he justly earns. His wishes and prayers are only
gratified and answered when they harmonize with his thoughts and actions.
Dirinya sendirilah yang
membelenggu manusia: pikiran dan tindakan adalah pengawas penjara-nasib yang
membelenggu, menjadi dasar; pikiran dan tindakan mereka juga adalah malaikat
Kebebasan; mereka membebaskan, menjadi mulia. Bukan apa yang dia inginkan dan
doakan yang diperoleh, tapi apa yang sudah menjadi haknya yang dia dapatkan.
Keinginan dan doanya hanya dipenuhi dan dijawab saat mereka selaras dengan
pikiran dan tindakannya.
___
In
the light of this truth, what, then, is the meaning of "fighting against
circumstances?" It means that a man is continually revolting against an effect
without, while all the time he is
nourishing and preserving its cause in his heart. That cause may take
the form of a conscious vice or an unconscious weakness; but whatever it is, it
stubbornly retards the efforts of its possessor, and thus calls aloud for
remedy.
Dalam terang kebenaran ini, lalu, apa artinya "bertempur melawan keadaan?" Ini berarti bahwa seseorang terus-menerus memberontak melawan suatu efek dan tanpa menyadarinya bahwa, sementara sepanjang waktu dia memberi nutrisi dan melestarikan penyebabnya dari efek tersebut di dalam hatinya. Penyebab itu bisa berupa wujud sadar atau kelemahan bawah sadarnya; tetapi apa pun itu, hal ini dengan keras kepala akan menghambat usaha pemiliknya, dan dengan demikian sangat dibutuhkan pemulihan.
___
Men are anxious to improve their
circumstances, but are unwilling to improve themselves; they therefore remain
bound. The man who does not shrink from self-crucifixion can never fail to
accomplish the object upon which his heart is set.
Manusia sangat ingin
memperbaiki keadaan mereka, namun tidak mau memperbaiki diri; oleh karena itu
mereka tetap terikat. Orang yang pantang
menyerah dan mau menyerahkan diri, bersedia untuk menderita, tidak akan pernah
gagal untuk mencapai tujuan yang diletakkan di dasar hatinya.
___
This is as true of earthly as of
heavenly things. Even the man whose sole object is to acquire wealth must be
prepared to make great personal sacrifices before he can accomplish his object;
and how much more so he who would realize a strong and well-poised life?
Hal ini sama benarnya antara hal–hal duniawi dan hal-hal surgawi. Bahkan orang dengan tujuan utamanya adalah untuk memperoleh kekayaan, harus dipersiapkan untuk melakukan pengorbanan pribadi yang besar sebelum dia dapat mencapai tujuannya; dan berapa banyak lagi bagi dia yang ingin mewujudkan kehidupan yang kuat dan matang?
___
Here is a man who is wretchedly poor. He
is extremely anxious that his surroundings and home comforts should be
improved, yet all the time he shirks his work, and considers he is justified in
trying to deceive his employer on the ground of the insufficiency of his wages.
Ada seseorang yang sangat
miskin. Dia sangat menginginkan lingkungan dan kenyamanan rumahnya
ditingkatkan, namun sepanjang waktu dia melalaikan pekerjaannya, dan menganggap
dia dibenarkan untuk mencoba menipu majikannya karena rasa ketidakcukupan
upahnya.
___
Such a man does
not understand the simplest rudiments of those principles which are the basis
of true prosperity, and is not only totally unfitted to rise out of his
wretchedness, but is actually attracting to himself a still deeper wretchedness
by dwelling in, and acting out, indolent, deceptive, and unmanly thoughts.
Orang seperti itu tidak
memahami dasar-dasar paling sederhana dari prinsip-prinsip yang menjadi dasar
kemakmuran sejati, dan tidak hanya benar-benar tidak mampu bangkit dari
kesengsaraannya, namun sebenarnya menarik pada dirinya sendiri penderitaan yang
lebih dalam di dalam kubangannya, dengan tingkah lakunya, malas, menipu, dan
pikiran yang tidak manusiawi.
___
Here is a rich
man who is the victim of a painful and persistent disease as the result of
gluttony. He is willing to give large sums of money to get rid of it, but he will not
sacrifice his gluttonous desires. He wants to gratify his taste for rich and
unnatural viands and have his health as well. Such a man is totally unfit to
have health, because he has not yet learned the first principles of a healthy
life.
Ada seorang kaya yang menjadi korban sakit-penyakit yang menyakitkan dan menahun akibat nafsu kerakusannya. Dia bersedia membayar sejumlah besar uang untuk menyingkirkannya, tapi dia tidak mau mengorbankan keinginan rakusnya. Dia ingin memuaskan seleranya dan karena kekayaannya; dengan makanan–makanan yang tidak sehat; tetapi di sisi lain ia juga menginginkan kesehatan. Orang seperti itu sama sekali tidak dapat memiliki kesehatan, karena ia belum mempelajari prinsip pertama kehidupan yang sehat.
___
Here is an
employer of labour who adopts crooked measures to avoid paying the regulation
wage, and, in the hope of making larger profits, reduces the wages of his
workpeople. Such a man is altogether unfitted for prosperity, and when he finds himself bankrupt, both
as regards reputation and riches, he blames circumstances, not knowing that he
is the sole author of his condition.
Ada seorang saudagar yang memiliki karyawan tetapi memiliki langkah-langkah licik untuk menghindari pembayaran upah sesuai peraturan, dan dengan harapan menghasilkan keuntungan lebih besar, ia mengurangi upah pekerjanya. Orang seperti itu sama sekali tidak dilayakkan memiliki kemakmuran, dan ketika dia bangkrut, baik menyangkut reputasi dan kekayaan, dia menyalahkan keadaan, tidak tahu bahwa dia adalah satu-satunya pencipta kondisinya.
___
I have introduced these three cases
merely as illustrative of the truth that man is the causer (though nearly
always is unconsciously) of his circumstances, and that, whilst aiming at a
good end, he is continually frustrating its accomplishment by encouraging
thoughts and desires which cannot possibly harmonize with that end. Such cases
could be multiplied and varied almost indefinitely, but this is not
necessary, as the reader can, if he so resolves, trace the action of the laws
of thought in his own mind and life, and until this is done, mere external
facts cannot serve as a ground of reasoning.
Saya telah memaparkan ketiga kasus ini semata-mata sebagai ilustrasi tentang kebenaran bahwa manusia itu sendiri penyebabnya (walaupun hampir selalu ia tidak sadar) mengenai keadaannya, dan bahwa, walaupun ia menginginkan hasil yang baik, dia terus-menerus frustrasi terhadap pencapaiannya dengan mendorong pemikiran dan keinginan yang tidak mungkin selaras dengan tujuan itu. Kasus semacam itu bisa berlipat ganda dan bervariasi hampir terjadi secara terus–menerus; sebetulnya ini tidak perlu, karena pembaca bisa, jika memutuskan, melacak tindakan hukum pemikiran dalam benak dan kehidupan, dan sampai hal ini dilakukan, fakta kejadian di luar diri belaka tidak bisa dijadikan dasar pengukuran.
___
Circumstances,
however, are so complicated, thought is so deeply rooted, and the conditions of
happiness vary so, vastly with individuals, that a man's entire soul-condition
(although it may be known to himself) cannot be judged by another from the
external aspect of his life alone.
Keadaan yang terjadi,
bagaimanapun itu, sangatlah rumit, ada akar pemikiran yang begitu mendalam, dan
kondisi kebahagiaan sangat bervariasi, sangat pribadi, bahwa keseluruhan
kondisi jiwa seseorang (walaupun mungkin diketahui oleh dirinya sendiri) tidak
dapat dinilai oleh orang lain menurut pemandangan yang terjadi di luar hidupnya
saja.
___
___
A man may be
honest in certain directions, yet suffer privations; a man may be dishonest in
certain directions, yet acquire wealth; but the conclusion usually formed that
the one man fails because of his particular honesty, and that the other prospers
because of his particular dishonesty, is the result of a superficial
judgment, which assumes that the dishonest man is almost totally corrupt, and
the honest man almost entirely virtuous.
Seseorang mungkin jujur dalam hal tertentu, namun menderita kekurangan; seseorang mungkin tidak jujur dalam hal tertentu, namun mendapatkan kekayaan; tapi kesimpulan yang muncul biasanya bahwa seseorang itu gagal karena keterkaitan dengan tingginya tingkat kejujurannya, dan bahwa orang yang lainnya makmur karena adanya ketidakjujuran; ini adalah hasil penghakiman yang dangkal, yang mengasumsikan bahwa orang yang tidak jujur itu hampir benar-benar selalu korup, dan orang yang jujur hampir seluruhnya saleh.
___
In the light of
a deeper knowledge and wider experience such judgment is found to be erroneous. The dishonest
man may have some admirable virtues, which the other does, not possess; and the
honest man obnoxious vices which are absent in the other. The honest man reaps
the good results of his honest thoughts and acts; he also brings upon himself
the sufferings, which his vices produce.
Dalam terang dan dalamnya pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas, penghakiman semacam itu ternyata keliru. Orang yang tidak jujur mungkin memiliki beberapa kebajikan yang mengagumkan, yang tidak ada pada diri orang lain; dan orang jujur memiliki kekejian yang tidak dimiliki orang lain. Orang yang jujur menuai hasil bagus dari pikiran dan tindakannya yang jujur; dia juga membawa pada dirinya sendiri penderitaan, hasil dari kebiasaan buruknya.
___
The dishonest
man likewise garners his own suffering and happiness.
It is pleasing
to human vanity to believe that one suffers because of one's virtue; but not until a man has extirpated every
sickly, bitter, and impure thought from his mind, and washed every sinful stain
from his soul, can he be in a position to know and declare that his sufferings
are the result of his good, and not of his bad qualities; and on the way to,
yet long before he has reached, that supreme perfection, he will have found,
working in his mind and life, the Great Law which is absolutely just, and which
cannot, therefore, give good for evil, evil for good.
Orang yang tidak jujur juga
memiliki penderitaan dan kebahagiaan sendiri.
Memang hal ini menyenangkan
bagi kesombongan manusia untuk percaya bahwa seseorang menderita karena
mempertahankan kebajikannya; tetapi jika seseorang tidak
sampai selesai menempuh jalan dengan
memusnahkan setiap pikiran yang sakit, pahit, dan tidak murni dari alam
pikirannya, dan mencuci setiap noda dosa dari jiwanya, dapatkah dia berada
dalam posisi untuk mengetahui dan menyatakan bahwa penderitaannya adalah hasil
dari kebaikannya, dan bukan kualitas buruknya; dan saat dalam perjalanannya
kesana, namun jauh sebelum dia sampai, ke kesempurnaan tertinggi itu, dia sudah
akan menemukan, bekerja dalam alam pikirannya dan kehidupannya, Hukum Agung
yang benar-benar adil, dan yang karenanya tidak dapat memberi kebaikan bagi
kejahatan, kejahatan untuk kebaikan.
___
Possessed of
such knowledge, he will then know, looking back upon his past ignorance and
blindness, that his life is, and always was, justly ordered, and that all his
past experiences, good and bad, were the equitable outworking of his evolving,
yet unevolved self.
Good thoughts
and actions can never produce bad results; bad thoughts and actions can never
produce good results. This is but saying that nothing can come from corn but
corn, nothing from nettles but nettles.
Dengan menerapkan
pengetahuan seperti itu, dia kemudian akan tahu, melihat kembali ketidaktahuan
dan kebutaan masa lalunya, bahwa hidupnya, dan selalu, dalam urutan yang adil,
dan bahwa semua pengalaman masa lalunya, baik dan buruk, adalah hasil yang
pantas dari perkembangannya, namun belum terselesaikan.
Pikiran dan tindakan yang
baik tidak akan pernah menghasilkan hasil yang buruk; pikiran dan tindakan
buruk tidak akan pernah menghasilkan hasil yang baik. Tapi dapat juga dikatakan
bahwa tidak ada yang bisa tumbuh dari jagung selain jagung, tidak ada yang
tumbuh dari jelatang (tumbuhan yang dapat membuat gatal) selain jelatang.
___
Men understand this law in the natural
world, and work with it; but few understand it in the mental and moral world
(though its operation there is just as simple and undeviating), and they,
therefore, do not co-operate with it.
Suffering is always the effect of
wrong thought in some direction. It is an indication that the individual is out
of harmony with himself, with the Law of his being. The sole and supreme use of
suffering is to purify, to burn out all that is useless and impure.
Orang-orang memahami hukum
alam ini, dan menerapkannya; tetapi hanya sedikit yang memahaminya di dunia
mental dan moral (walaupun cara kerjanya hanya sesederhana itu dan tidak
mungkin menyimpang), dan oleh karena itu, mereka tidak bekerja sama dengannya.
Penderitaan selalu merupakan
akibat dari pemikiran yang salah di beberapa kesempatan. Ini adalah indikasi
bahwa individu tersebut tidak harmonis dengan dirinya sendiri, dengan Hukum
keberadaannya. Kegunaan utama dan tertinggi dari penderitaan adalah untuk
memurnikan, membakar semua yang tidak berguna dan tidak murni.
___
Suffering ceases for him who is pure.
There could be no object in burning gold after the dross had been removed, and
a perfectly pure and enlightened being could not suffer. The circumstances,
which a man encounters with suffering, are the result of his own mental in
harmony. The circumstances, which a man encounters with blessedness, are the
result of his own mental harmony. Blessedness, not material possessions, is the
measure of right thought; wretchedness, not lack of material possessions, is
the measure of wrong thought.
Penderitaan berhenti bagi
dia yang murni. Tidak ada gunanya membakar emas setelah kotoran yang menempel
hilang, dan makhluk yang telah sempurna dalam kemurnian dan tercerahkan tidak
dapat menderita. Sebuah keadaan, dimana seseorang menghadapi penderitaan,
adalah hasil ketidakharmonisan mentalnya sendiri. Sebuah keadaan, dimana
seseorang mendapatkan keberkahan, adalah hasil dari keharmonisan mentalnya
sendiri. Keberkahan, bukan kepemilikan harta benda, adalah sebuah pengukuran
bahwa pemikirannya benar; kesengsaraan, bukan kekurangan kepemilikan harta
benda, adalah sebuah pengukuran bahwa pemikirannya salah.
___
A man may be cursed and rich; he may be
blessed and poor. Blessedness and riches are only joined together when the
riches are rightly and wisely used; and the poor man only descends into
wretchedness when he regards his lot as a burden unjustly imposed.
Seseorang mungkin terkutuk tetapi kaya; dan seseorang mungkin terberkati tetapi miskin. Keberkahan dan kekayaan hanya bisa digabungkan bersama, ketika kekayaan tersebut digunakan dengan benar dan bijak; dan orang miskin hanya kemudian menjadi sengsara ketika dia menganggap nasibnya sebagai beban yang secara tidak adil dijatuhkan kepadanya.
___
Indigence and indulgence are the two
extremes of wretchedness. They are both equally unnatural and the result of
mental disorder. A man is not rightly conditioned until he is a happy, healthy,
and prosperous being; and happiness,
health, and prosperity are the result of a harmonious adjustment of the inner
with the outer, of the man with his surroundings.
Kemelaratan dan keranjingan atau kesenangan yang berlebihan adalah dua ekstrem kesengsaraan. Keduanya sama-sama tidak alami dan juga akibat gangguan mental. Seseorang tidak dikondisikan dengan benar sampai dia dapat menjadi makhluk bahagia, sehat, dan sejahtera; dan kebahagiaan, kesehatan, dan kesejahteraan adalah hasil penyesuaian harmonis batin di bagian dalam dengan keadaan di luar manusia dengan lingkungannya.
___
A man only begins to be a man when he
ceases to whine and revile, and commences to search for the hidden justice
which regulates his life. And as he adapts his mind to that regulating factor,
he ceases to accuse others as the cause of his condition, and builds himself up
in strong and noble thoughts; ceases to kick
against circumstances, but begins to use them as aids to his more rapid
progress, and as a means of discovering the hidden powers and possibilities
within himself.
Seseorang hanya mulai menjadi manusia yang berkepribadian ketika dia berhenti merengek dan mencaci, dan memulai untuk mencari keadilan tersembunyi yang mengatur hidupnya. Dan saat dia menyesuaikan pikirannya dengan faktor pengaturan itu, dia berhenti menuduh orang lain sebagai penyebab kondisinya, dan membangun dirinya sendiri dalam pemikiran yang kuat dan mulia; berhenti untuk melawan keadaan, tapi mulai menggunakannya sebagai alat bantu untuk kemajuan yang lebih cepat, dan sebagai sarana untuk menemukan kekuatan tersembunyi dan berbagai kesempatan dari dalam dirinya sendiri.
___
Law, not
confusion, is the dominating principle in the universe; justice, not injustice,
is the soul and substance of life; and righteousness, not corruption, is the
moulding and moving force in the spiritual government of the world. This being
so, man has but to right himself to find that the universe is right; and during the process of putting
himself right he will find that as he alters his thoughts towards things and
other people, things and other people will alter towards him.
Hukum, dan bukan kebingungan, adalah prinsip yang mendominasi alam semesta; keadilan, dan bukan ketidakadilan, adalah jiwa dan substansi kehidupan; kebenaran, dan bukan kecurangan, adalah bentuk dan daya gerak dalam pengaturan spiritualitas dunia. Dengan begitu, manusia memiliki hak untuk menemukan bahwa alam semesta itu benar; dan selama proses menempatkan dirinya dengan tepat, dia akan merasa bahwa saat dia mengubah pikirannya terhadap hal-hal dan orang-orang lain, hal-hal dan orang-orang lain berubah terhadapnya.
___
The proof of
this truth is in every person, and it therefore admits of easy investigation by
systematic introspection and self-analysis. Let a man radically alter his
thoughts, and he will be astonished at the rapid transformation it will effect
in the material conditions of his life. Men imagine that thought can be kept
secret, but it cannot; it rapidly crystallizes into habit, and
habit solidifies into circumstance.
Bukti kebenaran ini ada pada setiap orang, dan dapat diperoleh dengan menempatkan penyelidikan sederhana dengan introspeksi yang sistematis dan analisa diri. Biarkan seseorang secara radikal mengubah pikirannya, dan dia akan tercengang terhadap perubahan yang cepat itu, yang akan berpengaruh dalam kondisi material hidupnya. Manusia membayangkan pikiran itu bisa dirahasiakan, tapi nyatanya tidak bisa; pikiran dengan cepat mengkristal menjadi kebiasaan, dan kebiasaan berubah bentuk menjadi keadaan.
___
Bestial thoughts
crystallize into habits of drunkenness and sensuality, which solidify into
circumstances of destitution and disease: impure thoughts of every kind
crystallize into enervating and confusing habits, which solidify into
distracting and adverse circumstances: thoughts of fear, doubt, and indecision
crystallize into weak, unmanly, and irresolute habits, which solidify into
circumstances of failure, indigence, and slavish dependence: lazy thoughts
crystallize into habits of uncleanliness and dishonesty,
which solidify into circumstances of foulness and beggary: hateful and
condemnatory thoughts crystallize into habits of accusation and violence, which
solidify into circumstances of injury and persecution: selfish thoughts of all
kinds crystallize into habits of self-seeking, which solidify into
circumstances more or less distressing.
Pikiran yang liar mengkristal menjadi kebiasaan mabuk dan sensualitas, yang berubah bentuk menjadi kemiskinan dan penyakit: pikiran yang tidak murni dalam segala hal mengkristal menjadi kebiasaan yang dapat menimbulkan kelelahan dan kebingungan, yang berubah bentuk menjadi keadaan yang mengganggu dan merugikan; pikiran takut, kebimbangan, dan ragu mengkristal menjadi kerapuhan, pengecut, dan tidak tegas, yang berubah bentuk menjadi keadaan gagal, kemelaratan, dan mentalitas budak; pikiran malas mengkristal menjadi kebiasaan yang tidak memperdulikan kebersihan dan kejujuran, yang berubah bentuk menjadi keadaan kotor dan kemelaratan: pikiran penuh kebencian dan menyalahkan mengkristal menjadi kebiasaan menuduh dan kekerasan, yang berubah bentuk menjadi keadaan pengerusakan dan penganiayaan; semua jenis pikiran egois mengkristal menjadi kebiasaan pemuasan diri, yang berubah bentuk menjadi keadaan yang kurang lebih membuat kita tertekan.
___
On the other
hand, beautiful thoughts of all kinds crystallize into habits of grace and
kindliness, which solidify
into genial and sunny circumstances: pure thoughts crystallize into habits of
temperance and self-control, which solidify into circumstances of repose and
peace: thoughts of courage, self-reliance, and decision crystallize into manly
habits, which solidify into circumstances of success, plenty, and freedom:
energetic thoughts crystallize into habits of cleanliness and industry, which
solidify into circumstances of pleasantness: gentle and forgiving thoughts
crystallize into habits of gentleness, which solidify
into protective and preservative circumstances: loving and unselfish thoughts
crystallize into habits of self-forgetfulness for others, which solidify into
circumstances of sure and abiding prosperity and true riches.
Di sisi lain, semua jenis pikiran indah mengkristal menjadi kebiasaan bersyukur dan kebaikan hati, yang berubah bentuk menjadi keadaan yang penuh kemudahan dan cerah; pikiran murni mengkristal menjadi kebiasaan yang penuh dengan kesederhanaan dan pengendalian diri, yang berubah bentuk menjadi keadaan penuh ketenangan diri dan kedamaian; pikiran yang mendatangkan keteguhan hati, kemandirian, dan keberanian dalam mengambil keputusan mengkristal menjadi kebiasaan berani, yang berubah bentuk menjadi keadaan sukses, keberlimpahan, dan kebebasan; pikiran energik mengkristal menjadi kebiasaan yang suka memperhatikan kebersihan dan kerapian kerja, yang berubah bentuk menjadi keadaan yang mendatangkan kenyamanan; pikiran lembut dan pemaaf mengkristal menjadi kebiasaan yang penuh dengan kelemahlembutan, yang berubah bentuk menjadi keadaan yang penuh dengan perlindungan dan keawetan; pikiran yang penuh kasih dan tidak mementingkan diri mengkristal menjadi kebiasaan melupakan diri sendiri dan lebih memperhatikan orang lain, yang berubah bentuk menjadi keadaan yang penuh dengan kemakmuran yang adil dan abadi dan kekayaan yang sejati.
___
A particular
train of thought persisted in, be it good or bad, cannot fail to produce its
results on the character and circumstances. A man cannot directly choose
his circumstances, but he can choose his thoughts, and so indirectly, yet
surely, shape his circumstances.
Rangkaian pikiran tertentu
terus bertahan, walau itu baik atau buruk, tidak bisa gagal menghasilkan
karakter dan keadaan. Seseorang tidak dapat secara langsung memilih keadaannya,
tapi dia bisa memilih pemikirannya, dan secara tidak langsung, pasti membentuk
keadaannya.
___
Nature helps every man to the
gratification of the thoughts, which he most encourages, and opportunities are
presented which will most speedily bring to the surface both the good and evil
thoughts.
Let a man cease
from his sinful thoughts, and all the world will soften towards him, and be
ready to help him; let him put away his weakly and sickly thoughts, and lo,
opportunities will spring up on every hand to aid his strong resolves; let him encourage good thoughts, and no
hard fate shall bind him down to wretchedness and shame. The world is your
kaleidoscope, and the varying combinations of colours, which at every
succeeding moment it presents to you are the exquisitely adjusted pictures of
your ever-moving thoughts.
"So You
will be what you will to be; Let failure find its false content In that poor
word, -environment,
Alam membantu setiap orang
untuk mendapatkan manfaat dari pemikiran-pemikirannya, yang paling dia dorong
untuk dipikirkan dan harapkan, dan kesempatan–kesempatan akan dimunculkan yang
mana yang paling cepat akan dibawa ke permukaan, baik pikiran baik maupun
pikiran jahat.
Apabila seseorang berhenti
dari pikirannya yang penuh dosa, maka seluruh dunia akan memperlakukan dirinya
secara lebih lembut, dan siap untuk membantunya; biarkan dia menyingkirkan
pikirannya yang lemah dan sakit-sakitan, dan sesungguhnya, kesempatan akan
muncul di setiap sisi untuk membantu menyelesaikannya dengan kekuatannya; biarkan dia mendorong
pikiran yang baik, dan tidak ada nasib sulit yang akan mengikatnya ke dalam
kesengsaraan dan rasa malu. Dunia adalah kaleidoskop (arti I : kumpulan
peristiwa–peristiwa yang terjadi di dunia, arti II : alat optik berbentuk
seperti keker, dilengkapi dengan beberapa kaca cermin persegi panjang yang
dipasang dengan kemiringan tertentu pada lapisan dalam, sehingga dapat
memperlihatkan pelbagai pantulan cahaya dengan warna yang indah) Anda, dengan
banyaknya kombinasi warna yang bervariasi, yang pada setiap momen berikutnya
menghadirkan kepada Anda gambar yang indah, yang disesuaikan dengan setiap
gerak dari pikiran Anda.
"Jadi, Anda akan
menjadi seperti hasrat Anda; biarkan kegagalan menemukan kadar kepalsuannya
dalam kata-kata buruk itu; dalam lingkungannya sendiri;
___
But spirit scorns it, and is free.” It
masters time, it conquers space; It cowes that boastful trickster, Chance, And
bids the tyrant Circumstance Uncrown, and fill a servant's place.
"The human Will, that force unseen,
The offspring of a deathless Soul, Can hew a way to any goal, Though walls of
granite intervene. "Be not impatient in delays But wait as one who
understands; When spirit rises and commands The gods are ready to obey."
tapi roh kita dapat
memandang rendah kegagalan itu, roh kita bebas.” Dia menguasai ruang dan waktu;
Roh kita mengalahkan kesombongan sang penipu, mengalahkan sang kebetulan, dan
melucuti kekuasaan sang keadaan, Roh kita memposisikan diriNya sebagai pelayan
kita.
"Kehendak dan Hasrat
manusia, kekuatan yang tak terlihat, keturunan Sang Jiwa abadi yang tidak dapat
mati, Dapat meraih menuju tujuan apapun, Meskipun dinding granit
menghalangi." Janganlah tidak sabar karena penundaan-penundaan Tapi
tunggulah seperti orang yang mengerti; Saat Roh bangkit dan memerintah, Para
dewa siap untuk melaksanakannya."
JAMES ALLEN.
BROAD PARK
AVENUE,
ILFRACOMBE,
ENGLAND